JAKARTA,AKSIKATA.COM – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menatakan, kesiapan penyelenggaraan event internasional World Superbike (WSBK) Mandalika 2021 di Pertamina International Street Circuit, Nusa Tenggara Barat sudah mencapai 100 persen.
Menparekraf Sandiaga Uno saat melakukan weekly press briefing secara virtual, Senin (8/11) menjelaskan, pemerintah telah memberikan panduan protokol kesehatan bagi penyelenggaraan kegiatan itu dan diharapkan 25 ribu penonton dapat menyaksikan event balap internasional yang terbagi dalam tiga kategori tiket.
“Panitia juga telah berdiskusi dengan ITDC, Pemerintah Daerah, dan Forkopimda NTB. Untuk tiket yang ditawarkan bagi masyarakat terbagi dalam tiga klasifikasi, untuk masyarakat yang ingin membeli di hari pertama sebesar Rp150 ribu, Rp200 ribu untuk hari kedua, dan Rp300 ribu untuk hari ketiga. Sementara untuk masyarakat yang ingin membeli paket selama tiga hari seharga Rp770 ribu.
Pertamina International Street Circuit juga rencananya akan menggelar ajang balap Idemitsu Asia Talent Cup pada 12 November 2021. Selanjutnya ajang World Superbike pada 19 November dan MotoGP di tahun depan. Event-event tersebut dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin, yang terintegrasi aplikasi PeduliLindungi.
“Saya juga sudah melihat dan meninjau langsung bagaimana antisipasi crowd control agar tidak terjadi penumpukan dan kerumunan. Ini dilakukan dengan koordinasi bersama pihak Kepolisian, TNI, Satgas Covid -19 setempat. Koordinasi ini kita harapkan belajar dari penyelenggaran PON Papua sehingga tidak memunculkan kasus Covid -19 yang baru,” katanya.
Menparekraf berharap, gelaran tersebut menjadi kesempatan untuk kebangkitan ekonomi yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat sekitar.
“Harapan kita event ini memberikan peluang untuk membuka lapangan kerja sehingga ekonomi bangkit. Produk ekonomi lokal juga bisa mendapat limpahan peningkatan omzet. Serta membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar Mandalika, Lombok dan NTB meningkat,” katanya.
Menparekraf juga menyampaikan keprihatinan atas musibah dan bencana yang terjadi di sejumlah wilayah di Tanah Air, khususnya Kota Wisata Batu di Jawa Timur. Ia menyampaikan pihaknya melalui Tim Manajemen Krisis Kepariwisataan telah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan melakukan asesmen dan pemantauan informasi di tengah fase tanggap darurat.
Pada fase tanggap darurat ini merupakan fase krisis yang memerlukan tindakan penanganan sesegera mungkin. Ada 5 hal utama yang dilakukan, asesmen dan Pemantauan Informasi, membentuk Pusat Krisis Kepariwisataan (Tourism Crisis Center/TCC), strategi komunikasi, pelayanan wisatawan dan analisis dampak.
“Kemenparekraf telah membuat Tim Krisis, sebelumnya kami sangat prihatin dan menggarisbawahi satu penanganan khusus penuh empati yang harus kita lakukan dengan segera. Kota Batu ini sedikit dari kota yang memasukan ‘wisata’ pada nama kotanya, sehingga kota ini sangat bergantung pada sektor pariwisata,” katanya.