JAKARTA, AKSIKATA.COM – Era Presiden Jokowi jumlah utang pemerintah terus membengkak. Utang makin besar seiiring dengan kebijakan penanganan pandemi Covid-19. Jumlah utang yang membesar ini dipastikan akan menjadi tanggungan bagi generasi mendatang.
Saking besarnya nilai utang pemerintah Indonesia, setiap tahun Indonesia harus membayar Rp 1.000 triliun dan dari jumlah ini sekitar 1.500 persen dari anggaran untuk pendidikan.
Demikian dikatakan ekonom senior dari Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini. Menurutnya, sebelum Presiden Jokowi, beban utang Indonesia sudah besar, namun bertambah besar saat terjadi penanganan pandemi Covid-19 di era Presiden Jokowi.
“Jadi setiap tahun ke depannya Indonesia bayar utang kira-kira Rp1.000 triliun, ini 1.500 persen dari anggaran untuk pendidikan, katanya, Kamis (1/10).
Didik mencontohkan, jumlah utang Indonesia pada 2019 mencapai sekitar Rp921 triliun, Rp275 triliun untuk membayar bunga utang dan Rp475 triliun untuk membayar pokok utang. Padahal, utang pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak lebih dari Rp500 triliun.
“Presiden Indonesia yang akan datang akan tertimpa tangga utang karena jumlah utang yang diwariskan sangat besar. Siapapun yang jadi presiden akan terjerat utang, warisan dari presiden sekarang,” tuturnya.
Penerimaan pemerintah yang tidak cukup membiayai belanja negara, membuat defisit primer APBN sangat tinggi. Sehingga pemerintah berutang untuk menutup biaya belanja dan membayar utang.
Tingginya utang tersebut dinilai akan berimplikasi pada ekonomi secara keseluruhan. “Rezim ini rezim yang berutang dan nanti akan menjerumuskan fiskal kita lebih terpuruk,” kata dia.