PTPN V Operasikan Tiga Pembangkit Tenaga Biogas Limbah Sawit

PEKANBARU,AKSIKATA.COM –
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I, Pahala Nugraha Mansury,Senin (29/11) meresmikan tiga Pembangkit Tenaga Biogas (PTBg) milik PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) sebagai anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).  Peresmian itu merupakan bagian dari upaya mendukung komitmen Indonesia dalam penanganan perubahan iklim yang disampaikan Presiden Jokowi pada World Leader Summit COP26 di Glasgow, Skotlandia, beberapa waktu lalu.
Ke tiga pembangkit tenaga biogas (PTBg) yang diresmikan tersebut adalah PTBg Sungai Pagar dan PTBg Sei Tapung di Kabupaten Kampar serta PTBg Lubuk Dalam di Kabupaten Siak, Riau.  Saat ini PTPN telah dan segera memiliki Biogas Plant sejumlah 10 unit terdiri dari : 2 Unit PLTBG @1MW di PKS PTPN2, 1 Unit PLTBG di Sei Mangkei (2 MW) sudah dipakai , 1 Unit PLTBG di Hapesong (1MW), 1 unit PLTBG di Pasir Mandoge (2 MW), 2 unit dekarbonisasi PLTBg di PTPN V yaitu PKS Tandun dan di PKS Terantam, 3 unit Biogas Cofiring terdiri dari 1 unit di PKS Sei Pagar sebagai hasil kerja sama dengan BPPT/BRIN, dan 2 unit lainnya di PKS Lubuk Dalam dan PKS Sei Tapung, PLTS 2 MW di Sei Mangke sudah beroperasi (kerjasama dengan PPI).

Pahala bersama Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional, Dr Mego Pinandito didampingi Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, Direktur SDM PTPN III (Persero) Seger Budiarjo, dan Direktur PTPN V Jatmiko Krisna Santosa  meresmikan langsung ketiga PTBg yang memanfaatkan teknologi mutakhir tersebut.  “Saya ucapkan selamat kepada PTPN V atas kerja kerasnya melakukan transformasi dan sinergi bersama BRIN yang telah membangun PTBg,” kata Pahala.

Pahala mengatakan, PTPN V sebagai anak perusahaan yang memiliki pertumbuhan kinerja dan produksi tinggi di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara, perusahaan plat merah yang beroperasi di Bumi Lancang Kuning, Provinsi Riau ini juga terus mewujudkan transformasi dan inovasi, salah satunya melalui pembangunan ketiga PTBg tersebut.  Dengan diresmikannya ke tiga PTBg, PTPN V tercatat sebagai perusahaan perkebunan milik negara terbesar yang mengelola pembangkit biogas di lingkungan PTPN Group, dengan memanfaatkan gas metana dari limbah cair kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME). 
Keberadaan PTBg ini, lanjut Pahala, sejalan dengan komitmen Indonesia dalam melaksanakan dekarbonisasi menuju Indonesia Net Zero Emissions pada 2060 mendatang.  “Ini memang tidak mudah, tapi kita terus berupaya.  PTPN Group sudah berkomitmen untuk mengurangi emisi 29 persen pada tahun 2030, termasuk mengubah energi yang digunakan.  Hari ini yang kita saksikan dimana biogas mengganti energi yang digunakan selama ini.  Terima kasih kepada BRIN yang aktif mewujudkan dekarbonisasi bersama PTPN,” urainya.
Sementara itu, Direktur Utama PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengatakan, PTBg yang terpasang di PKS Sei Pagar PTPN V ini merupakan model yang efesien karena memanfaatkan reaktor.
Keberadaan PTBg ini, lanjut Ghani, selain memberikan dampak efesiensi bagi perusahaan, juga memberikan keuntungan insentif harga produk premium.  “Tahun ini kita dapat insentif dari sertifikasi ISCC hampir Rp 150 miliar, dimana Rp 40 miliar nya berasal dari PTPN V.  Keberadaan PTBg PTPN V yang sebagian hasilkan listrik dan sebagian lain menghasilkan gas untuk bahan bakar boiler sangat bermanfaat. Program ini akan senantiasa kita teruskan,” tuturnya.

Ghani mengungkapkan,  sebelum ada Biogas Cofiring, PKS Sei Pagar menghasilkan emisi CH4 sekitar 809 ton/tahun atau setara emisi karbon kurang lebih 17.000 ton CO2 eq per tahun, dengan dioperasikan Cofiring Biogas, maka emisi tersebut menjadi nol.  “Saat ini PTPN telah memiliki Biogas Plant sejumlah 10 unit dan akan terus dibangun sesuai total PKS di PTPN sebanyak 75 unit selambatnya tahun 2050 melalui dana sendiri ataupun kerjasama dengan pihak lain”, jelas Ghani.
Sementara itu,Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional Dr Mego Pinandito mengatakan, program PTBg yang dilakukan PTPN V bersama BRIN merupakan terobosan konteks teknologi dalam isu lingkungan. 
Dia berharap keberadaan yang memanfaatkan limbah menjadi energi listrik maupun gas dapat membantu menggerakkan sirkular ekonomi dan menekan pencemaran tanah maupun udara.  “Meningkatkan pembangunan ekonomi lebih hijau, kita ingin waste itu jadi nol atau zero waste.  Dalam konteks riset dan inovasi menuju Indonesia maju 2045 BRIN akan berperan penting dalam pemanfaatan teknologi dan riset lebih kuat,” paparnya.

Direktur PTPN V Jatmiko Krisna Santosa mengatakan, pembangunan PTBg tersebut sejalan dengan program reduksi emisi CO2, untuk mengurangi potensi gas rumah kaca dalam satu siklus budidaya perkebunan, mulai dari pengambilan raw material, proses produksi, hingga pengelolaan limbah.  “Sejalan dengan grand strategy perusahaan untuk menghasilkan produk sustainable palm oil yang mulai diimplementasikan sejak 2019, upaya dekarbonisasi menjadi salah satu program yang terus kita akselerasi,” katanya.
“Pada fasilitas PLTBG Terantam ini pula, telah dibangun pilot project Bio-methane Compressed Natural Gas/Bio-CNG yang mampu memurnikan methane sehingga hasilnya cocok untuk kendaraan ataupun gas rumah tangga.  Ini adalah salah satu bentuk komitmen kita untuk terus mendukung program pemerintah menuju net zero emissions”, tambah Jatmiko.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.