Content Creator Afitya  Putri, Isi Platform Media Digital dengan Tayangan yang Berfaedah

“Makanya, kalau orang tua kasih tahu itu diam, dengerin!” kata perempuan itu sambil memegang sapu lidi. Ia sedang mencontohkan seorang ibu yang memarahi anaknya.

Adegan di  @afityaputri di akun Tik Tok itu viral. Jutaan yang like dan lebih dari 22 ribu komentar.  Afitya Putri, rupanya sedang memberi eduakasi ke para mamah muda dan ibu-ibu untuk menghindari kekerasan terhadap anak.

Berbeda dengan akun-akun kebanyakan yang isinya hanya joget dan lucu-lucuan, Afitya Putri justru konsisten memberikan konten-konten positif cara mendidik anak, pengembangan diri, membangun relasi dan seputar kesehatan mental.

Conten Creator cantik dari Surabaya ini, sengaja  tidak ikut arus besar   di Tik Tok, tetapi menawarkan ide mengisi platform media digital yang ada dengan tayangan yang inspiratif, berfaedah dan informatif.

“Saya ingin konten saya ada manfaatnya buat yang melihat. Alhamdulillah banyak  yang menyukai,“ katanya, Selasa, (16/11).

Nama perempuan muda ini Afitya Sesio Putri Basuki, kelahiran  Februari 1999 di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Sebagai content creator, Fefe demikian ia disapa, sudah mengambil garis akan konsisten dengan konten-konten edukatif.

Fefe yang berlatar pendidikan Sarjana Ilmu Manajemen ini memulai aktif di platform TikTok pada akhir tahun 2020. “Misi awal aku bikinTik Tok adalah curhat tentang bullying, lebih tepatnya pengalaman saya di-bully, dan pengalaman percintaan sampai akhirnya membuat edukasi tentang mental health dan self-development,” kisahnya.

Konten Fefe ternyata berdampak positif, bahkan sudah banyak membantu netizen yang mengikuti akunnya untuk mencurahkan hati dan minta nasehatnya. Netizen tersebut tak lain adalah pengikut akun Fefe di TikTok: @afityaputri dan Instagram: @afityaputri.

“Gak sedikit yang tertolong dengan konten-konten saya,” kata Fefe.

Lebih jauh, conten creator yang segera kuliah S-2 jurusan psikologi ini mendapatkan banyak respon positif dari netizen yang membahas tentang pentingnya menjaga kesehatan mental.

Berawal dari bullying dan kisah perselingkuhan, Fefe justru menjadi penolong mental health netizen melalui konten unggahannya. Ada banyak kasus bullying yang sejatinya dalam pandangan Fefe mampu mendorong orang kuat mentalnya, seperti pengalamannya.

Berawal dari bullying dijauhin satu angkatan malah menjadi penolong mental health. “Siapa sangka berawal dari TikTok juga membantu netizen berproses dengan mental health-nya,” terangnya.

Konten lain yang juga banyak mendapatkan tanggapan positif dari nitizen,  tentang orang yang terbiasa menyakiti diri sendiri. Ternyata itu salah satu dampak dari perilaku yang tidak boleh menyampaikan pendapat, tak boleh menangis, dan dipaksa tampak kuat. Tema tentang  pola asuh atau parenting juga memberi solusi yang bagus.

“Mereka yang dilarang untuk berpendapat, maka ketika dewasa suka teriak-teriak, menyakit diri,” kata Fefe.

Fefe meminta followernya untuk curhat tentang pengalaman di masa kecil, dan memberikan solusinya. Bagi Fefe, anak muda yang pada masa ini mendominasi pemanfaatan media digital perlu membuat konten-konten menarik dan tak asal diunggah, apalagi sekedar joget di TikTok.

“Bikin konten TikTok anti mainstream  itu tipsnya, jadikan akun itu wadah berbagi dan memberi edukasi. Fokus saya ingin membantu orang-orang di luar sana yang menonton TikTok saya. Intinya kalau mau main di sosial media atau platfrom apapun, pesan saya jadilah bermanfaat untuk orang banyak,” tegasnya.

Fefe berharap, semakin banyak conten creator  pengisi platform di berbagai media sosial yang  membuat  konten  berfaedah bagi netizen penikmatnya. “Semoga lebih banyak lagi konten yang positif, dan bermanfaat,” harap Fefe.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.