JAKARTA, AKSIKATA.COM – Adalah dua seniman Yusuf Susilo Hartono dan Budhi Brassco menggelar pameran seni rupa bertajuk Kasih, yang rencananya akan diresmikan oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, di Hotel Neo+ Kebayoran, pada 16-18 Januari 2025.
Sejumlah ide dituangkan dalam berbagai karya lukisan, sketsa, dan kriya, yang menggunakan berbagai medium akrilik, tinta, oil pastel pada kanvas, kertas, dan kuningan, berbagai ukuran, buatan tahun 2000-an sampai 2024.
“Selain untuk apresiasi, pameran ini bertujuan mengajak kita kembali merenungkan tentang kasih sebagai kata kerja, di tengah kehidupan manusia sebagai khalifah di bumi,” jelas Yusuf.
Acara yang diigelar oleh Yayasan Duta Indonesia Maju ini mengekplorasi kasih dalam konteks perempuan (Kasih Ibu), patriotisme (Pandawa Kurawa Tanding), lingkungan (Bukit-bukit Pengharapan), religiositas (Balada Penyaliban), cinta (Gelombang Kehidupan), budaya (Kehangatan Borobudur), kerusuhan Mei 1998 (Kebangkitan), kebangsaan (Prabowo Menunggang Kuda dan Bapak Raja), seni/tari (Gerak Hidup). Selain itu kasih dalam konteks warisan tradisi (Aroma Jarik Kawung Ibu, yang pernah menjadi ilustrasi Cerpen Kompas Minggu).
Smentara itu, Budhi Brassco (Cirebon), menampilkan karya-karya kriya logam kuningan, seperti relief, yang menghubungkan tema kasih dengan binatang dan lingkungan hidup sebagai simbol (ikan, burung merak, macan, naga), kebudayaan (Borobudur, batik, dan kereta api).
Berbeda Latar Belakang
Yusuf Susilo Hartono (66), aktif berkarya sejak 1980, ketika masih di Bojonegoro , Jawa Timur, jauh sebelum hirah ke Jakarta, 1987 sampai sekarang. Sering pameran tunggal dan bersama, antara lain di Galeri Nasional, Museum Nasional, Taman Ismail Marzuki, Balai Budaya, Pusat Kebudayaan Jepang, Bentara Budaya. Pemegang kartu Wartawan Utama Dewan Pers 2017, menggelar pameran Retrospeksi 40 Tahun Berkarya : “Among Jiwo”, di Museum Nasional, 2022.
Pernah seruang pameran bersama dengan para tokoh perupa Indonesia, Basoeki Abdullah, Oesman Effendi, Daoed Joesoef, Hardi, dll. Lebih dari 200 sketsa pilihan tahun 1982-2012, diterbitkan dalam sebuah buku berjudul “Moment and Essence”, dengan dukungan Direktorat Seni Rupa Kemdikbud, 2013. Mantan Pemred Majalah Seni Rupa Visual Art (2007-2012), dan Majalah Galeri (2012-2022) ini, pernah aktif di Yayasan Seni Rupa Indonesia (YSRI), selama 15 tahun.
Buku-bukunya yang telah terbit antara lain berupa kumpulan tulisan jurnalistik, kumpuan puisi (berbahasa Indonesia, Jawa), biografi tokoh (antara lain diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia).
Budhi Brassco (48), berkarya dan tinggal di Cirebon, Jawa Barat. Sejak 2000, memulai karier dan pewaris Seni Lukis Relief Logam yang ditekuni keluarga dan ayahnya sejak 1980-an. Tahun 2007, mendirikan dan menjadi owner Brassco Gallery di Cirebon.
Disamping terus melanjutkan motif-motif warisan orang tuanya, ia bersama timnya berusaha mengembangkan motif-motif baru dengan tetap berpegang pada relief logam yang sudah menjadi ciri khasnya.
Dalam timnya, ia merekrut anak-anak putus sekolah dan pemuda dengan terlebih dahulu dilatih secara khusus. Selama ini banyak berpameran dengan fasilitas Kementerian Koperasi dan Kementerian Perdagangan, seperti Inakraf,Indokraf, Trade Expo Indonesia.