NUSA DUA,AKSIKATA.COM – Pemerintah akan terus mendorong hadirnya stimulus bagi pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam upaya mengembalikan kepercayaan dan pengalaman wisatawan untuk berkunjung kembali ke Indonesia.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo dalam acara penutupan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jumat (27/11), di Nusa Dua, Bali, mengatakan, yang dibutuhkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif saat ini adalah demand atau kehadiran kembali konsumen.
“Tantangan di tengah pandemi adalah bagaimana konsumen bisa percaya bahwa destinasi usaha dan pekerja pariwisata bisa menyediakan produk dan service yang aman, sesuai kebutuhan wisatawan di era adaptasi kebiasaan baru yang lebih memperhatikan faktor kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlangsungan lingkungan,” kata Angela Tanoesoedibjo.
Dalam rangka mendapatkan kepercayaan konsumen kembali tersebut, penerapan protokol kesehatan yang baik menjadi kunci utama. Karena itu, Kemenparekraf/Baparekraf bersama kementerian/lembaga, memastikan stimulus yang dibutuhkan industri untuk bangkit dari pandemi akan terus diwujudkan.
“Berbagai stimulus telah diluncurkan pemerintah bagi sektor Parekraf, untuk membantu likuiditas dan jaring pelindung sosial untuk pekerja. Terbaru diluncurkan hibah pariwisata sebesar Rp 3,3 triliun, dan kami akan terus mendorong kemungkinan untuk stimulus-stimulus serupa agar bisa diwujudkan bagi usaha-usaha Parekraf lainnya pada 2021,” kata Angela.
Untuk memastikan implementasi protokol CHSE dilaksanakan pelaku usaha Parekraf, Kemenparekraf telah meluncurkan sertifikasi CHSE gratis secara nasional yang akan terus dilanjutkan di tahun 2021. Kemenparekraf juga akan terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan industri agar penerapan sertifikasi ini dapat dilaksanakan dengan efisien dan efektif.
Menyinggung akses pariwisata, Angela Tanoesoedibjo mengatakan, kapasitas seat dalam penerbangan menuju Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Di samping itu, ketersediaan direct flight yang menyambungkan Indonesia dengan konsumen atau wisatawan manca negara dengan ASPA (Average Spending Per Arrival) tinggi atau length of stay yang panjang juga masih belum maksimal.
Karena itu menurut Angela Tanoesoedibjo, kerja sama yang dilakukan Kemenparekraf dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan berkaitan dengan holding pariwisata dan rute-rute baru ini akan terus dilakukan.
Kemenparekraf lanjut Angela Tanoesoedibjo, akan mencocokkan demand dan supply antara pariwisata, destinasi dengan originasi yang tepat serta pengembangan trend berikutnya pascapandemi dengan kegiatan promosi end to end yang lebih terintegrasi dan tepat sasaran.
Dengan populasi yang besar,tambah Angela Tanoesoedibjo, Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dalam memaksimalkan wisatawan domestik.
Di tahun 2019, terdapat 282,90 juta perjalanan dengan pengeluaran mencapai Rp 307,35 triliun. Sedangkan jumlah wisatawan Indonesia yang ke luar negeri (outbound) yang di tahun 2018 sebanyak 9,5 juta orang dengan pengeluaran US D 1.090 per keberangkatan per pax.
“Ini merupakan potensi market yang bisa kita maksimalkan,” tegas Angela Tanoesoedibjo.
Untuk sektor ekonomi kreatif, menurut Angela Tanoesoedibjo, tantangan ke depan adalah upaya meningkatkan demand dan daya beli masyarakat terhadap produk dan jasa ekonomi kreatif lokal dan penguatan konsistensi dari pemasok lokal.
“Ekosistem pendukung industri kreatif perlu diperkuat dari hulu hingga hilir secara merata, sehingga produk dan jasa ekonomi kreatif lokal mampu menjadi substitusi atau pengganti produk dan jasa impor. Ini tugas yang berat tapi harus dilaksanakan, ekonomi kreatif juga berperan dalam pelestarian kearifan lokal yang juga kesejahteraan masyarakat,” kata dia.
Ia berharap, rencana-rencana besar yang telah dipaparkan selama Rakornas 2020 bisa terealisasikan, dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia terutama bagi masa depan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
“Hal ini kita lakukan untuk mendukung perubahan dari quantity tourism menjadi quality tourism yang telah dicanangkan oleh Kemenparekraf dari awal tahun. Sehingga dapat memaksimalkan potensi pariwisata Indonesia yang ada sekaligus dapat membantu pemerataan ekonomi dan pembangunan di daerah,” kata Angela Tanoesoedibjo.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang menjadi Ketua Pelaksana Rakornas, Frans Teguh, menjelaskan, rekomendasi dan rencana tindak lanjut penguatan sektor parekraf ke depan semakin mempertegas tentang diperlukannya kolaborasi dan dukungan dari seluruh pihak.
“Endorsement ini membutuhkan co-inisiatif, co-creation, dan juga co-sharing dalam berbagai hal,” kata Frans Teguh.
Rakornas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menghasilkan 15 rekomendasi dan rencana tindak lanjut dalam pemulihan dan penguatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tahun 2021. Rencana tindak lanjut tersebut akan dimasukkan dalam rencana strategis dan rencana kerja di seluruh kedeputian Kemenparekraf/Baparekraf.