Parmusi Kirim Dai ke Tanah Suci untuk Doa Bagi Kepentingan Bangsa

JAKARTA, AKSIKATA.COM – Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi)  memberangkatkan 45 Dai Desa Madani dari seluruh daerah untuk beribadah umrah ke Tanah Suci, Jumat (14/2/2020). Mereka dilepas langsung oleh Ketua Umum Parmusi H. Usamah Hisyam di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Kamis (13/2/2020) lalu.

Usamah berpesan agar di Tanah Suci nanti para Dai Parmusi harus khusyuk beribadah hanya kepada Allah. Niatkan hati dan pikiran yang bersih, tulus dan ikhlas untuk bisa mengharapkan seluruh kebaikan dari Allah.

“Karena dengan ketulusan dan hati yang bersih itu, Insya Allah doa dan keinginan kita bisa terwujud,” ujar Usamah.

Usamah juga berharap para Dai Parmusi ini tidak hanya berdoa untuk kepentingan dirinya, tapi juga untuk kepentingan bangsa dan negara serta kemaslahatan umat. Pasalnya kata Usamah, Indonesia saat ini belum benar-benar menjadi bangsa yang sejahtera lahir dan batin karena masih banyak ketimpangan, kemiskinan, dan ketidakadilan di mayarakat.

Oleh sebab itu, Para Dai Parmusi juga diminta untuk berdoa kepada Allah agar bisa menurunkan pemimpin yang adil. Pemimpin yang punya jiwa spiritualitas yang kuat, punya orientasi ukhrowi bukan hanya sibuk pada urusan duniawi. Semua rakyat merindukan dan memimpikan adanya pemimpin yang adil.

“Kenapa rakyat kita banyak yang susah, kemiskinan ada di mana-mana, padahal sebenarnya Indonesia ini kaya raya. Karena apa? Karena Allah belum menurunkan kepada kita pemimpin yang adil, pemimpin yang punya prinsip ketuhanan yang kuat,” tuturnya.

Usamah menyatakan, seluruh dunia tahu Indonesia adalah negeri yang kaya raya. Semua kekayaan ada di bumi Nusantara ini, dari emas, nikel, tembaga, mineral, batu bara, dari hutan sampai laut semua ada. Namun kekayaan itu, bukan dimiliki negara, tapi dimiliki para swasta para pengusaha asing yang ingin mengeruk kekayaan bangsa.
Cara mereka merampok kekayaan bangsa kita bahkan dibenarkan secara konstitusional, dibenarkan secara hukum, karena hukum kita sudah dibeli oleh mereka,” tandas Usamah.

“Hukum kita sudah memihak kepada swasta, bukan memihak kepada kepentingan rakyat dan negara. Padahal sudah jelas dalam ayat 3 Pasal 33 UUD 1945 disebutkan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Tapi itu tidak dijalankan oleh para pemimpin kita,” tambahnya

Usamah mengatakan, saat Pengurus Pusat Parmusi diterima Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Istana Wapres, ia juga menyampaikan bahwa data statistik yang menyatakan angka kemiskinan di Indonesia turun menjadi 25 juta jelas tidak berdasar. Hitungan statistik, kata dia, tidak bisa dijadikan landasan baku. Sebab, ia sudah berkeliling ke seluruh Indonesia dan menyaksikan sendiri di mana rakyat banyak hidup miskin.

“Di Parmusi ini saya sudah datang ke pelosok-pelosok daerah, dari Sabang sampai Merauke dan menyaksikan sendiri, bagaimana rakyat masih banyak hidup miskin. Jangankan untuk hidup sebulan, untuk makan besok aja mereka bingung, belum lagi memikirkan biaya sekolah anak-anaknya,” jelas Usamah.

Menurut Usamah, kenapa terjadi ketimpangan di masyarakat karena memang kekayaan alam bangsa ini tidak mengalir ke negara. Para pengusaha swasta itu mendapatkan keuntungan 80% dari usahanya. Sementara negara hanya dapat 20% yang diambil dari perhitungan pajak. Kalau hitunganya dibalik negara yang dapat 80%, swasta dapat 20%, ia yakin rakyat bisa sejahtara.

Menurut Usamah, untuk menyelesaikan persoalan kebangsaan yang sangat kompleks itu tidak ada jalan lain, kecuali kembali kepada Allah. Hanya Allah yang bisa menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat, bangsa yang adil dan makmur. Sepanjang pemimpinnya tidak mau kembali kepada Allah dan takut kepadaNya, sambung Usamah, maka Indonesia sulit untuk menjadi negara yang makmur.

“Sekuat apapun bekerja, kalau para pemimpinnya tidak mau kembali kepada Allah, maka tidak ada guna. Oleh sebab itu kita punya cita-cita, doakan agar Allah menurunkan pemimpin yang adil untuk negeri ini, adil kepada rakyat. Karena pemimpin yang adil adalah pemimpin yang mau kembali kepada Allah,” tandas Usamah diikuti pekik Takbir para dai.

Untuk diketahui, para dai ini datang dari seluruh daerah. Mereka sebelumnya telah mengikuti dauroh atau pelatihan Dai Desa Madani Parmusi di Ciseeng, Bogor, Jawa Barat selama satu bulan. Mereka akan berangkat ibadah umar selama 10 hari dipimpin Ketua Lembaga Dakwah Parmusi (LDP) Pusat KH. Syuhada Bahri.

Acara pelepasan Dai Desa Madani Parmusi itu juga dihadiri Sekjen Parmusi Abdurahman Syagaff, Ketua Umum Muslimah Parmusi Nurhati Payapo, Wakil LDP Ustadz Buckhori Abdul Shomad, Bendahara Parmusi Dewi Achyani, dan Ketua Parmusi Business Center Sheikh Mohammad Mashoor.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.