JAKARTA, AKSIKATA.COM – Pameran Basoeki Abdullah Art Award kembali hadir sebagai wadah inspiratif bagi seniman-seniman muda Indonesia, di Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Ajang ini bertujuan untuk mendorong para seniman muda agar berani bereksplorasi tanpa batas, menciptakan karya-karya yang orisinal, penuh inovasi, dan sarat makna.
Dengan 1.075 karya yang masuk dalam ajang tahun ini, kompetisi seni rupa yang berlangsung beberapa waktu lalu ini menunjukkan antusiasme luar biasa dari para perupa muda tanah air. Setelah melalui proses seleksi ketat, 29 finalis terpilih untuk memamerkan karyanya di Galeri Nasional. Pameran ini tidak hanya menampilkan hasil akhir dari kreativitas mereka, tetapi juga mencerminkan keberagaman tema, teknik, dan medium seni yang mereka gunakan.
Dari 29 finalis tersebut, 5 pemenang diumumkan sebagai peraih penghargaan Basoeki Abdullah Art Award. Salah satu seniman yang berhasil mencuri perhatian adalah Suvi Wahyudianto, yang karyanya berhasil memberikan narasi kuat serta eksplorasi estetika yang mendalam. Karya-karya Suvi menggambarkan semangat generasi muda dalam menafsirkan berbagai isu, mulai dari identitas, lingkungan, hingga refleksi kehidupan sosial.
Selain itu, seniman Angela Sunaryo turut meraih penghargaan melalui karya performance art berjudul kerokan. Karya ini mengeksplorasi tradisi kerokan sebagai simbol perawatan tubuh yang memiliki hubungan erat dengan budaya lokal. Pemenang lainnya, asmoadji, menghadirkan karya laskap berpasir silika yang bertajuk bercermin pada sekitar dengan mengunakan media seng, kayu, kain, kabel, cermin, dan pasir silika.
Pemenang berikutnya adalah Agnes Hansella dengan karya First Of The Gang. Karya ini menyoroti dinamika sosial dan identitas personal dengan perspektif segar dan penuh energi. Terakhir, Syaura Qotrunadha meraih penghargaan dengan karya berjudul alterasi kisah sayng penggelana. Karya ini menyuguhkan narasi visual yang memadukan eksplorasi cerita dan perjalanan imajinatif.
Adit, pemandu pameran menyampaikan bahwa kompetisi ini tidak hanya bertujuan sebagai ajang apresiasi, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran dan ruang dialog kreatif bagi seniman muda. “Melalui proses berkarya, para finalis dan peserta diajak untuk mendobrak batas-batas konvensional dalam seni rupa, serta menemukan suara khas mereka sebagai seniman,” katanya.
Pengunjung pameran disuguhi pengalaman visual yang kaya, di mana setiap karya memiliki cerita dan pesan yang berbeda. Selain itu, melalui karya-karya yang dipamerkan, terlihat bagaimana seni dapat menjadi medium refleksi diri dan ekspresi kebebasan berpikir.
Pameran Basoeki Abdullah Art Award mampu menjadi jembatan antara generasi muda dengan publik pecinta seni. Lokasi Galeri Nasional yang strategis di pusat kota membuat acara ini mudah diakses oleh berbagai kalangan, baik seniman, mahasiswa, penikmat seni, maupun masyarakat umum.
Dengan adanya ajang seperti ini, seni rupa Indonesia semakin menunjukkan keberagaman dan dinamika yang terus berkembang. Para seniman muda, melalui karya-karya mereka, berhasil membuktikan bahwa seni bukan sekadar bentuk ekspresi, tetapi juga media untuk menyuarakan gagasan, harapan, dan kritik sosial secara lebih luas.
Pameran ini menjadi kesempatan emas bagi siapa saja yang ingin menikmati serta mengapresiasi karya seni berkualitas dari talenta-talenta muda berbakat Indonesia.
Penulis : Paula Sandra, Lutfhia Amelia, Intan Tri Lestari (mahasiswa UBSI Kaliabang)