Solusi Atasi Malnutrisi pada Lansia

JAKARTA, AKSIKATA.COM – Jumlah penduduk berusia lanjut atau 60 tahun ke atas di Indonesia terus mengalami peningkatan. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi pada tahun 2035 jumlah lansia akan mencapai 48 juta jiwa atau 15% dari total penduduk Indonesia.

Tingginya jumlah penduduk lansia dapat membawa dampak positif, hanya apabila mereka tetap dalam keadaaan sehat, aktif, dan produktif. Namun, sebaliknya, penduduk lansia yang memiliki masalah penurunan kesehatan dapat mengakibatkan peningkatan biaya kesehatan serta menciptakan lingkungan yang tidak ramah terhadap lansia.

Dokter spesialis geriartri Dr. dr. Purwita Wijaya Laksmi, Sp.PD-KGer menjelaskan, di Indonesia, masih banyak lansia yang mengalami ketidakcukupan gizi (malnutrisi), padahal asupan gizi yang seimbang sangat penting untuk membantu para lansia agar tetap sehat.

“Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan fungsi tubuh dan perubahan metabolism yang dapat membuat para lansia lebih rentan terhadap penyakit dan kehilangan massa otot,” paparnya saat ditemui di sela acara talkshow Hidupkan Mimpi yang Tertunda yang diadakan oleh Nestle Boost Optimum di Jakarta (11/11/2019).

Malnutrisi terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan gizi dengan kebutuhan energi tubuh yang bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan, pemeliharaan serta kerja fungsi spesifik tubuh yang sehat.

Malnutrisi yang sering terjadi pada usia lanjut, atau lansia dapat meningkatkan beberapa resiko kesehatan. Seperti infeksi, penurunan kekebalan tubuh, menurunkan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka, hilangnya massa otot atau sarkopenia, hingga Frailty syndrome.

Malnutrisi pada lansia dapat mengakibatkan penurunan berat badan, kelelahan,dan tidak berenergi, kehilangan massa dan kekuatan otot, daya ingat yang melemah, kerentaan, mudah sakit dan perlu waktu lama untuk sembuh. Kondisi ini dapat mengganggu para lansia dalam menjalani aktivitas hariannya.

Menurut dia, berikut faktor yang menyebabkan malnutrisi pada lansia
– Faktor fisik
Kesehatan gigi yang buruk, hilangnya nafsu makan, kesulitan menelan
– Faktor sosial
Hidup sendiri, berkuranganya mobilitas, isolasi sosial
– Faktor medis
Infeksi, riwayat penyakit, depresi, dimesia

Tanda-tanda lansia yang malnutrisi
-Hilangnya massa otot
-Berkurangnya lemak di bawah kulit
-Penurunan berat badan
-Tulang yang terlihat menonjol
-Bibir pecah-pecah dan cekung di bawah mata
-Rambut kusam dan mudah rontok
-Memar di kulit, kulit kering dan ada penumpukan cairan di bawah cairan di bawah kulit.

Lansia membutuhkan asupan gizi makro yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, dan juga gizi mikro yang teridi dari vitamin dan mineral yang seimbang. Asupan protein yang memadai dibutuhkan untuk membantu mengurangi hilangnya massa otot dan meningkatkan mobilitas.

Tak hanya itu, dibutuhkan pula prebiotik dan atau probiotik untuk membantu memulihkan keseimbangan bakteri baik di dalam usus. Jangan lupa juga untuk mengonsumsi serat agar tehindar dari masalah pencernaan seperti sembelit.

Menyambut Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada 12 November, Nestle Health Science (NHS) menghadirkan Nestlé Boost Optimum, sebagai sebuah solusi untuk mewujudkan mimpi para lanjut usia. Produk ini diformulasikan secara khusus, mengandung 50% protein whey dan perbandingan komposisi whey dan kasein-nya sebesar 50:50.

Yulia menjelaskan untuk memenuhi kecukupan gizi untuk mendukung aktivitas harian para lansia, maka membutuhkan produk yang diperkaya dengan Vitamin D, E, B6 dan B12, serta probiotik (Lactobacillus paracasei) dan prebiotik (serat pangan yaitu inulin dan fructo-oligosaccharides).  (Sakha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.