AKSIKATA.COM, JAKARTA – Film Hayya The Power of Love 2 dirilis. Film drama keluarga ini mengambil latar kisah anak Palestina yang tak sengaja terbawa ke Indonesia oleh relawan kemanusiaan.
Menurut Ustad Erick Yusuf, produser eksekutif film Hayya, bangsa Palestina merupakan bangsa pertama yang mengakui kedaulatan Republik Indonesia. “ Kami berharap semua manusia peduli terhadap manusia lainnya. Kita ini harus lepas dari bully, ketakutan. Film ini mengangkat masalah kemanusiaan. Kita ingin mendorong film positif untuk alternatif tontonan di bioskop,” kata Erick saat jumpa pers di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Minggu, 8 September 2019.
Film ini bercerita tentang Rahmat (Fauzi Baadila) seorang jurnalis yang karena dihantui perasaan bersalah dan dosa di masa lalu, memutuskan menjadi relawan kemanusiaan. Kegiatan itu membawanya bukan hanya pada kegiatan kerelawanan keliling Indonesia, melainkan bersama sahabatnya, Adin (30) sampai ke wilayah Palestina.
Di sana ia bertemu Hayya (5) gadis yatim piatu. Kehadiran Hayya banyak membawa perubahan terhadap kehidupan Rahmat, hingga suatu ketika Rahmat harus kembali ke Indonesia, Hayya ikut Rahmat dengan masuk ke dalam koper besar. Setelah itu, hubungan Rahmat, Hayya, Adin dan Yasna tiba-tiba berubah menjadi kompleks, lucu dan menegangkan, apalagi ditambah dengan kehadiran pengasuh Hayya diperankan Ria Ricis yang membuat film ini terasa segar.
Sutradara sekaligus penulis skenario Jastis Arimba mengatakan, film Hayya sangat personal baginya, “Seperti perasaan pertama kali membuat karya, padahal saya telah 10 tahun membuat film dokumenter, saya menjadi merasa terharu karena mengingat anak anak saya dan memiliki rasa syukur karena kita tinggal di Indonesia yang masih aman,” kata pemenang Film Terbaik dan Film Favorit Pilihan Pemirsa lewat Film Dokumenter “Kepala Sekolahku Pemulung” pada 2007 ini.
Lewat film Hayya, masyarakat diajak untuk peduli terhadap nasib anak-anak korban perang di Palestina. Layaknya anak-anak di Indonesia dan belahan bumi lainnya, anak-anak Palestina juga membutuhkan hidup dengan bebas dalam dunianya sendiri.
Mengambil lokasi di sebuah pengungsian di Tepi Barat Palestina, film lanjutan 212, The Power of Love ini mengajak penonton untuk merasakan suasana batin anak-anak di negeri para nabi.
Aktris Oki Setiana Dewi sebagai produser eksekutif untuk pertama kalinya, bangga dengan hasil film tersebut karena mampu menjadi cara untuk menyampaikan pesan ke kalangan millennial.
“Karena untuk sebuah pesan yang ingin kita sampaikan untuk tujuan besar. Karena ini kan kekuatan cinta. The power of love adalah ingin membuat orang-orang sadar betapa pentingnya perhatian lebih untuk Palestina,” kata Oki. Ia juga menambahkan bahwa ia bersyukur karena film yang tayang di bioskop 19 September 2019 mendatang ini mampu menjadi pesan kemanusian untuk generasi muda.
“Lewat film ini, saya bersyukur, semuanya lebih mudah, orang-orang enggak bosan juga. Kalau ceramah kan mungkin anak millennial bosan. Kalau lewat film, apalagi penampilan Ria Ricis sangat menghibur, jadi menyampaikan pesan dengan cara yang ringan,” tutur Oki tentang adiknya yang juga youtuber terkaya di Indonesia.
Film ini juga didukung oleh beberapa lembaga kemanusiaan seperti Aman Palestin, INH For Humanity dan Rumah Zakat. Film yang diproduksi oleh Warna Pictures ini juga diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Helvy Tiana Rosa. “Ini film dibuat dengan idealisme, tentang jihad budaya. Novel Hayya hasil penjualannya 100 persen untuk Palestina,” tutur Helvy sebagai produser.
The Power of Love 2: Hayya dibintangi para aktor dan aktris Indonesia, seperti Fauzi Baadilah, Adhin Abdul Hakim, Meyda Sefira, Ria Ricis, Humaidi Abas, Hamas Syahid, Asma Nadia dan artis pendatang baru cilik bertalenta, Amna Hasanah Shahab sebagai Hayya. (Evieta)