Ramadan Jaga Bumi Ajak Umat Adopsi Gaya Hidup Ramah Lingkungan

JAKARTA, AKSIKATA.COM – GreenFaith Indonesia, LLHPB PP ‘Aisyiyah, dan Dompet Dhuafa Volunteer berkolaborasi dalam rangkaian aksi “Ramadan Jaga Bumi”, dengan mengajak umat Muslim di Indonesia mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan selama bulan Ramadan melalui kegiatan sederhana, seperti berbuka puasa dengan kemasan yang bisa dipakai kembali, menghemat penggunaan air wudhu, hingga berjalan kaki saat beribadah ke masjid.

Sebagai pembuka rangkaian gelaran Ramadan Jaga Bumi, diselenggarakan webinar “Memaknai Ramadan dengan Mengurangi Sampah”, pada Minggu (2/4/2023).

“Ramadan menjadi tugas bersama dalam manajemen sampah, mulai penggunaan kemasan hingga wadah yang ramah lingkungan, serta mengurangi sampah yang berasal dari sisa makanan apalagi sepanjang ramadan ini, sisa makanan akan mencapai okupansi yang tinggi daripada hari biasa, melihat tren buka bersama hingga masyarakat yang sering berbondong-bondong dalam membeli menu berbuka,” ujar Prima Hadi Putra, Direktur Komunikasi dan Teknologi Dompet Dhuafa, dalam press realese yang diterima AKSIKATA.

Sedangkan Hening Parlan, Koordinator GreenFaith Indonesia dan juga aktivis lingkungan LLHPB PP ‘Aisyiyah mengungkapkan, inisiatif “Ramadan Jaga Bumi” akan dilanjutkan melalui tiga kegiatan utama: Eco-ta’jil, yang mengajak umat Muslim mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam kemasan ta’jil selama bulan Ramadan; Pengurangan sampah makanan, yang dilakukan dengan membeli dan mengonsumsi hidangan berbuka maupun sahur dengan tidak berlebihan, serta Penyebaran pesan jaga bumi di bulan Ramadan melalui khutbah dan ceramah bertemakan isu-isu lingkungan.

Ikut meramaikan webinar adalah Sinta Saptarina selaku Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Sinta mengapresiasi Ramadan Jaga Bumi sebagai inisiatif yang baik untuk mengingatkan masyarakat agar tidak menodai bulan suci dengan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan sampah secara berlebihan.

Apalagi, Sinta mengungkap bahwa sampah makanan di Indonesia selama bulan Ramadan cenderung meningkat, seperti yang disampaikan oleh Pemerintah Kota Surabaya yang mencatat peningkatan hingga 20% dari waktu-waktu biasanya. Sementara, kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Indonesia telah mengalami overcapacity. Fakta ini, jelas Sinta, harus mendorong umat Muslim untuk bertindak lewat perubahan kecil dalam praktik sehari-hari.

“Tidak ada lagi alasan (untuk tidak bertindak), kita harus mulai memilah kemudian kita menyetor sampah kita kepada pihak-pihak yang bisa mengelolanya,” tegas Sinta.

Senada dengan apa yang disampaikan Sinta, Muhammad Ahlun Nasab, koordinator Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) chapter Sulawesi Selatan juga melihat membludaknya sampah sebagai masalah yang perlu diatasi dengan segera. Di Ramadhan ini, Dompet Dhuafa volunteer mengerahkan para relawan dari Aceh hingga Papua untuk berbagi ta’jil dengan kemasan ramah lingkungan/ udah didaur ulang dengan target 27.900 kemasan.

Selanjutnya, Surria Dwiwahyu, koordinator lingkungan hidup LLHPB PP ‘Aisyiyah membagikan pengalamannya dalam mengajak para anggota salah satu organisasi keislaman perempuan terbesar di Indonesia tersebut untuk mengurangi sampah makanan selama bulan Ramadan melalui berbagai kegiatan menarik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.