BALIKPAPAN, AKSIKATA.COM – Para ahli dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan jika penyakit kanker payudara merupakan penyakit kedua terbanyak yang mematikan pada kaum perempuan (setelah kanker paru). Penyakit ini memiliki beberapa gejala selain benjolan pada payudara. Bagi kaum perempuan, tentu perlu mengenali sejumlah gejala dari penyakit kanker payudara tersebut.
Dalam rangka memperingati hari kanker sedunia yang jatuh setiap tanggal 4 Februari, dr. Esther Felicita Tambayong, Sp.B dari Siloam Hospitals Balikpapan mengungkapkan, gejala kanker payudara yang mengarah keganasan dapat berupa benjolan yang bentuknya tidak beraturan dan kebanyakan benjolannya tidak terasa nyeri.
“Biasanya diikuti dengan adanya perubahan dari warna kulit payudara pada penderita, bahkan jika sudah parah kondisi kulit seperti kulit jeruk yang disertai luka berbau pada bagian kulit payudara tersebut. Dan luka yang dialami terjadi tanpa sebab dan sulit untuk sembuh,” tutur dr. Esther Felicita Tambayong, Sp.B., Jumat (11/02/2022) melalui bincang edukasi sehat di kota Balikpapan secara online.
Melanjutkan edukasinya, Dokter Spesialis Bedah, Esther Felicita Tambayong menjelaskan, beberapa gejala kanker payudara ditemukan juga terjadi dengan kondisi bagian puting yang tertarik kedalam dan bentuk payudara menjadi tidak simetris antara satu dengan yang lain.
Deteksi Dini Gejala
Langkah paling awal yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya gejala kanker payudara adalah dengan melakukan pengecekan diri.
Kondisi terbaik adalah saat 1 minggu setelah mens hari pertama, karena saat itu payudara dalam kondisi paling lembek.
“Dengan kondisi setelah hari pertama menstruasi, kita bisa memeriksakan kondisi payudara apakah terdapat benjolan atau tidak. Kemudian kita dapat mengecek dengan cara mengangkat salah satu tangan dengan memegang kepala bagian belakang, lalu salah satu tangan lain meraba payudara dengan menggunakan tiga jari bagian ujung,” ungkap dokter Esther.
Pertama lakukan dengan cara menekan dari bagian bawah ke atas, dan kemudian berikan penekanan dengan cara memutar, lalu tekan dari tengah hingga ke sisi samping kiri dan kanan. Lakukan hal ini saat anda sedang mandi karena dapat memudahkan saat dilakukan penekanan dengan kondisi basah dan terkena sabun. Pemeriksaan lain juga dapat dilakukan dengan cara memencet puting payudara untuk memastikan apakah ada cairan yang keluar berupa darah atau berwarna kemerahan.
Melanjutkan deteksi gejala, Dokter Spesialis Bedah, Esther Felicita Tambayong dari Siloam Hospitals Balikpapan menyatakan deteksi pada bagian ketiak pun perlu dilakukan.
“Lakukan pemeriksaan pada bagian ketiak apakah terdapat benjolan yang merupakan benjolan penyerta dari keganasan kanker pada payudara tersebut. Namun perlu diketahui juga bahwa setiap benjolan pada payudara bukan berarti kanker, benjolan pada payudara terbagi menjadi benjolan jinak, yang kebanyakan dialami pada usia muda ,” tutur Esther Felicita Tambayong.
Adapun adanya benjolan ganas biasanya dialami pada wanita di atas usia 40 tahun. Walaupun masih ada juga ditemukan kasus terjadi pada usia dibawah 40 tahun.
“Jadi tidak perlu khawatir selama anda tetap melakukan pemeriksaan diri secara rutin pada payudara dengan cara-cara yang dipaparkan sebelumnya,” pungkas Esther Felicita Tambayong.
Keganasan kanker pada payudara sangat erat hubungannya dengan paparan hormon estrogen yang dimulai pada wanita mengalami haid pertama kali. Wanita yang berisiko lebih tinggi mengalami kanker payudara adalah wanita yang tidak punya anak atau punya anak lebih dari umur 30 th, mengkonsumsi obat KB hormon dalam jangka lebih dari 5 th, memiliki keluarga dekat yang mengalami kanker payudara maupun kanker di organ lainnya.
Kanker payudara dapat juga terjadi pada pria namun kasusnya tidak sebanyak yang terjadi pada wanita, karena kelenjar payudara pada pria tidak banyak berkembang seperti pertumbuhan kelenjar payudara pada wanita.
Maka dari itu dapat kita simpulkan bahwa deteksi dini sadari merupakan langkah penting dalam memerangi keganasan pada payudara.