KABUPATEN LINGGA, AKSIKATA.COM – Sekolah di Pulau Benan merupakan yang terdekat bagi anak-anak Kabupaten Lingga bagian barat. Terdapat sekolah tingkat dasar dan menengah pertama di pulau yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan ini. Beberapa siswa di dua sekolah tersebut berasal dari Pulau Nopong, Pulau Air Kulah, Pulau Baru, dan Pulau Bukit.
Salah seorang guru sekolah dasar Pulau Benan Suparniah menjelaskan, anak-anak pulau lain harus menempuh perjalanan selama 1 sampai 1,5 jam untuk bersekolah di Pulau Benan. Waktu tempuh bisa lebih lama jika cuaca buruk.
“Semangat mereka belajar sangatlah tinggi. Tapi banyak juga yang tidak sekolah akibat biaya dan jarak yang jauh. Apalagi kapal yang digunakan terkadang milik orang tua mereka yang juga digunakan untuk melaut,” kata Suparniah.
Bagi Suparniah, perjuangan siswa menginspirasinya juga guru yang lain di Pulau Benan untuk tetap mengajar. Meski gaji yang diterima tidak seberapa. Siswa yang sekolah juga tak diwajibkan membayar iuran. Suparniah tak ingin jika iuran menjadi penghambat anak-anak sekolah.
“Jangan sampai mereka tidak mau sekolah lagi karena gurunya tidak ada. Perjuangan mereka ke sekolah sudah berat, jangan sampai bertambah berat dengan membebankan biaya,” jelas perempuan yang sudah menjadi guru di Pulau Benan selama 14 tahun ini.
Bersamaan dengan peringatan Hari Guru Nasional, Kamis (25/11/2021), tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Tanjungpinang bersilaturahmi dengan guru di dua sekolah di Pulau Benan, Kecamatan Katang Bidare, Kabupaten Lingga. Menempuh perjalanan dua jam dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang, tim ACT tiba di sana.
Guru honorer lain di Pulau Benan, Hazimah menyampaikan, muridnya seringkali tak sekolah lantaran biaya transportasi. Ia berharap agar ada kendaraan khusus yang bisa dimanfaatkan murid dan guru untuk aktivitas pendidikan.
“Keinginan kami agar ada transportasi yang bisa menunjang pendidikan anak-anak, semoga bisa terwujud,” harap Hazimah