Geram dengan Aksi Boikot Saipul Jamil, Keluarga Tak Terima Saipul Disebut Pedofil Seks

JAKARTA, AKSIKATA.COM – Keluarga Saipul Jamil merasa aksi boikot yang dilakukan berbagai pihak mulai merugikan Saipul Jamil. Keluarga yang diwakili kakak Saipul Jaimul, HM Soleh Kawi mengatakan, pihaknya tak terima Saipul Jamil disebut pedofil atau predator seks. Pasalnya, korban Saipul Jamil sudah di atas usia 18 tahun, jadi tak bisa dibilang anak-anak.

Soleh menyebut apa yang sudah dicap kepada adiknya Saipul Jamil sebagai pedofil atau predator seks sudah merupakan ujaran kebencian yang diberikan berbagai pihak.

“Saya lihat yang disebut pedofil di wikipedia kriterianya disebutkan adalah kepentingan seksual pada anak-anak atau tindakan pelecehan seksual terhadap anak, itu sering disebut kelakuan pedofilia. Saya juga baca pengertian pedofil dari dokter Reza juga sama,” ujar Soleh dengan nada tinggi dan emosi, saat ia menjadi narasumber ‘Apa Kabar Indonesia Pagi TV One’ yang tayang pukul 07.00 WIB, Selasa (7/9/2021).

Selain HM Soleh Kawi yang menjadi narasumber acara itu, hadir pula Amazon Dalimunthe, pemerhati industri hiburan dan psikolog Oriza Sativa.

“Kami punya bukti saat di Pengadilan Negeri, korban sudah berusia di atas 18 tahun. Saya juga paham, bahwa perasaan korban Saipul Jamil tetap harus dijaga mengingat masih adanya trauma. Tetapi korban bukan usia anak, dia pernah ikut workshop pemuda di Jakarta Utara,” ujarnya sengit.

“Ini fakta persidangan, sekarang Saipul Jamil bebas sudah ada petisi, yang benci terhadap Saipul Jamil ada tapi yang cinta dia juga banyak. Tak hanya di Indonesia, yang kangen dengan Saipul Jamil juga banyak dari negara tetangga, Indonesia kan juga banyak penduduknya, hanya sebagian kecil yang benci dengan dia. Benci boleh tapi jangan berlebihan, ingat kata Nabi Muhammad SAW, jangan terlalu berlebihan benci, karena suatu saat kamu akan mencintainya,” ujar Soleh.

Ia membandingkan sudah ada sekitar 400 ribu petisi penolakan Saipul Jamil di berbagai stasiun TV, namun jumlah itu masih jauh dengan yang menggemari Saipul Jamil.

Dialog antara Soleh dengan narasumber awalnya biasa saja, namun Soleh tampak sangat emosi setelah mendengar keterangan Oriza Sativa dan Amazon Dalimunthe.

Keduanya sepakat untuk sementara Saipul Jamil jangan dulu diberi ruang untuk mengembalikan eksistensinya di dunia hiburan.

Menurut Oriza, apa yang kita lakukan sebagai manusia ujung-ujungnya adalah peningkatan kualitas hidup, dengan peningkatan kualitas maka kita harus tahu konsekuensi atas tindakan yang dilakukan, benar atau salah.

“Nah kesalahan pada umumnya masyarakat adalah tidak mengetahui apakah tindakannya itu salah. Sehingga seolah-olah kesalahan yang sudah dilakukan bisa diterima. Dari kasus Saipul Jamil, justru harus ada empati, mempertebal empati kepada korban, apalagi di tengah situasi pandemi, penyambutan secara glorifikasi terlalu berlebihan dan tidak menunjukkan empati,” jelasnya.

Jika Saipul Jamil kemudian setelah bebas ia ingin memperbaiki hidupnya dengan kembali muncul di berbagai stasiun TV, namun masih ada korban atau orangtua yang kemudian menjadi was-was. Dengan penyambutan meriah glorifikasi terhadap Saipul Jamil ikut memberikan “panggung” untuk pelaku pedofil, walau ia sudah dinyatakan bebas dari penjara.

“Yang dilihat sebagian masyarakat seolah-olah tidak ada yang salah,” ujarnya.

Padahal korban tentu masih menyimpan trauma, syok, kecewa dan bisa menarik diri kembali jika mengingat peristiwa memilukan itu. Dari berbagai studi, 90 persen korban pelecehan seksual tidak lagi ingin berbaur dengan masyarakat, tidak tahu apa yang mesti ia lakukan dan bagaimana menghadapi kejadian tersebut.

“Glorifikasi memberikan dampak yang tidak sederhana dan membuka kenangan lama, dan dampaknya luas.”

Sementara ditambahkan Amazon, penyambutan terhadap Saipul Jamil dari media dan profesi sebagai seorang jurnalis ia nilai sangat menjijikkan. “Saya kenal baik dengan Saipul Jamil, bahkan ia menganggap saya abang. Namun dengan penyambutan berlebihan, glorifikasi terus terang bagi saya sebagai seorang wartawan menjijikkan dengan kasusnya pelecehan seksual.”

Beda halnya dengan saat ia menyambut pelepasan musisi kondang Ahmad Dani, Amazon merasa saat itu merasa bangga sebagai salah satu awak media yang menyambut Ahmad Dani bebas.

Ia mempertanyakan apakah selama mendekam di penjara, Saipul Jamil mendapatkan penanganan medis untuk gangguan seksualnya itu.

“Kita memang tidak membatasi seseorang mencari nafkah, hanya saja mungkin belum waktunya, ada saatnya untuk kembali ke dunia hiburan. Seminggu sebelum Saipul Jamil bebas, keluarga sudah memberikan info bahwa Saipul Jamil sudah dikontrak label. Jadi saya melihatnya seolah maaf ada kebanggaan, seolah semuanya sudah selesai. Padahal masih ada korban,” katanya.

Amazon menyesalkan mengapa saat pelepasan Saipul Jamil sudah ramai pemberitaannya, sehingga dampaknya penyambutan terhadap Saipul Jamil membuat heboh masyarakat. “Kalau tidak disiarkan tentu tidak akan begini, ini yang terjadi ekspos yang berlebihan atau kontra ekspos. Bisa dibilang kasus Saipul Jamil unik.”

Menurutnya, ia sudah mendengar beberapa produk iklan sudah ada yang membatalkan kontrak jika Saipul Jamil tampil di stasiun TV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.