JAKARTA, AKSIKATA.COM – Kleptomania adalah gangguan psikologis yang membuat penderitanya sulit menahan dorongan untuk mencuri, dan penanganannya membutuhkan pendekatan medis serta dukungan sosial.
Publik sempat digemparkan oleh kasus pencurian coklat di sebuah gerai Alfamart pada tahun 2022 silam, yang melibatkan seorang perempuan bernama Mariana. Peristiwa ini ramai diperbincangkan di media sosial karena diduga berkaitan dengan gangguan kleptomania, bukan sekadar tindak kriminal biasa.
Pakar psikologi dari Universitas Airlangga menjelaskan bahwa kleptomania merupakan gangguan kendali impulsif yang membuat seseorang tidak mampu menahan dorongan untuk mengambil barang, meski barang tersebut tidak benar-benar dibutuhkan.
Kleptomania biasanya muncul sejak remaja dan dapat berlanjut hingga dewasa. Penderitanya sering merasa tegang sebelum mencuri dan lega sesaat setelah melakukannya, namun kemudian diliputi rasa bersalah. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa berujung pada masalah hukum, depresi, bahkan pikiran untuk bunuh diri.
Meski kasus Mariana diselesaikan secara kekeluargaan, peristiwa ini membuka diskusi luas tentang bagaimana masyarakat sebaiknya menyikapi penderita kleptomania. Para ahli menekankan bahwa penderita kleptomania membutuhkan terapi psikologis dan pengobatan medis, bukan sekadar hukuman.
Kleptomania bukan sekadar “kebiasaan mencuri” atau perilaku nakal. Ia adalah gangguan mental yang berakar pada ketidakseimbangan kimia otak, terutama terkait serotonin yang berperan dalam mengatur emosi. Dorongan mencuri muncul tanpa alasan logis, dan penderita sering kali tidak menginginkan barang yang diambil.
Cara mengatasinya meliputi:
– Psikoterapi: Konseling dengan psikolog atau psikiater untuk membantu penderita memahami dan mengendalikan dorongan.
– Terapi obat: Dokter dapat meresepkan obat antidepresan (SSRI) atau antagonis opiat seperti naltrexone untuk menekan dorongan mencuri.
– Dukungan keluarga dan lingkungan: Mengurangi stigma, memberikan pemahaman, serta mendampingi penderita agar tidak merasa terisolasi.
– Pencegahan berulang: Membantu penderita mengalihkan energi ke aktivitas positif, seperti olahraga, seni, atau kegiatan sosial.
Perlu diketahui, kleptomania adalah penyakit yang bisa diobati. Dengan kombinasi terapi medis, psikologis, dan dukungan sosial, penderita dapat kembali menjalani kehidupan normal. Namun, kunci utamanya adalah kesadaran masyarakat untuk tidak langsung menghakimi.
Intinya, kleptomania adalah gangguan psikologis yang nyata. Penanganan yang tepat bukan hanya menyelamatkan penderita dari jerat hukum, tetapi juga mengembalikan martabat dan kualitas hidup mereka.



