JAKARTA-AKSIKATA.COM- Dalam rangka guna meluaskan pasar ekspor bagi produk Indonesia, Kementerian Perdagangan (Kemendag) didampingi oleh Dewan Kerja Sama Teluk atau Gulf Cooperation Council (GCC) sudah mengadakan putaran ketiga Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas diantara kedua pihak atau disebut Indonesia-GCC FTA.
Diperkirakan bisa rampung secara substantif di akhir tahun ini.
Berdasarkan penuturan Direktur Jenderal (Dirjen) Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Wijtaksono, putaran ketiga perundingan adalah salah satu metode mempercepat penyelesaian perundingan Indonesia-GCC FTA.
“Kami mendorong tercapainya titik tengah dan fleksibilitas dari kedua belah pihak, khususnya pada isu-isu pokok yang menjadi kepentingan bersama. Hal ini akan menjadi salah satu pilar untuk penguatan kemitraan jangka panjang Indonesia dengan GCC,” jelas Djatmiko di Jakarta, hari Senin (8/9/2025). Djatmiko menjelaskan kembali bahwa putaran yang ketiga ini merupakan tindak lanjut dari putaran kedua yang berlangsung Februari 2025 di Riyadh, Arab Saudi.
Putaran ketiga ini diawali dengan pertemuan intersesi ke-2 yang diadakan secara daring pada Agustus 2025.
Djatmiko juga kembali mengungkapkan bahwa kisaran tema yang akan dibahas dalam perundingan ketiga, antara lain perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, dan ketentuan asal barang.
Di samping membahas isu utama tersebut, terkait kerja sama ekonomi, usaha kecil dan menengah, dan ekonomi Islam (halal) juga menjadi topik pembicaraan.
Harapannya pembahasannya bisa sesuai dengan yang diperkirakan.
Djatmiko menegaskan bahwa sangat diperlukan koordinasi intensif lintas kementerian dan lembaga di Indonesia untuk menyelesaikan isu-isu yang belum tuntas (outstanding issues).
Di samping itu, pembahasan teknis sehubungan dengan akses pasar barang dan jasa juga perlu disegerakan.
Direktur Perundingan Bilateral Kemendag RI yang juga selaku Ketua Tim Perunding Indonesia, Danang Prasta Danial memberikan penjelasan bahwa putaran ketiga memberikan kemajuan signifikan untuk keseluruhan isu pembahasan dalam kerangka Indonesia-GCC FTA.
“Indonesia dan GCC berhasil mencapai kesepakatan pada isu Movement of Natural Person (MNP) dan kemajuan pada teks runding. Untuk semakin mempercepat penyelesaian negosiasi, akan dilakukan juga pertemuan intersesi sebelum putaran keempat,” ucap Danang.
Perundingan Indonesia-GCC FTA diselenggarakan pada 31 Juli 2024.
Indonesia-GCC FTA menjadi perundingan perjanjian dagang untuk yang ketigakalinya bagi Indonesia dengan rekanan dagang di wilayah Timur Tengah.
Kerja sama Indonesia dan GCC dalam skema FTA akan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi Indonesia sebesar 258,40 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Indonesia-GCC FTA juga akan mampu memberikan peningkatan pada ekspor Indonesia ke kawasan Teluk hingga sebesar 17,4 persen, terutama untuk peralatan elektronik (33,86 persen), kulit (29,3 persen), produk logam (28 persen), manufaktur (27,7 persen), dan tekstil (30,7 persen).
Untuk periode Januari-Juni 2025, total perdagangan Indonesia-GCC tercatat sebesar 7,9 miliar dolar AS, dengan jumlah ekspor Indonesia ke GCC sebesar 4 miliar dolar AS dan jumlah impor dari GCC sebesar 3,9 miliar dolar AS.
Selain itu, pada 2024, total perdagangan Indonesia-GCC mencapai 15,6 miliar dolar AS, dengan kuota ekspor Indonesia ke GCC tercatat sebesar 7 miliar dolar AS dan angka impor dari GCC sebesar 8,5 miliar dolar AS.
Produk ekspor utama Indonesia ke GCC, antara lain kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit dan fraksinya, perhiasan, kapal suar, machinery for earth, serta mineral dan bijih.
Di samping itu, komoditas impor utama Indonesia dari GCC, di antaranya yaitu minyak petroleum mentah, minyak petroleum selain mentah, gas petroleum, produk besi setengah jadi, dan juga beraneka macam jenis belerang.(dps)
Foto : Wahana News