JAKARTA, AKSIKATA.COM — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya mengonfirmasi bahwa aksi anarkis yang terjadi pada 25–31 Agustus 2025 telah menimbulkan kerugian besar, dengan total nilai mencapai sekitar Rp80 miliar.
Kerusuhan bermula dari demonstrasi menolak kenaikan tunjangan DPR yang berlangsung di depan Gedung DPR/MPR RI. Aksi yang awalnya damai berubah menjadi ricuh setelah insiden tragis yang menewaskan seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, pada 28 Agustus. Gelombang protes pun meluas ke berbagai titik di Jakarta, termasuk Tanah Abang, Slipi, dan Senen.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menyebut bahwa kerusakan ini bukan hanya berdampak pada fasilitas publik, tetapi juga menimbulkan trauma sosial dan gangguan aktivitas warga.
Selain itu, beberapa rumah warga juga menjadi sasaran amuk OTK saat aksi anarkistis terjadi.
“Aksi anarkis yang terjadi di beberapa titik Jakarta menimbulkan kerugian besar, baik dari fasilitas publik maupun fasilitas kepolisian,” kata dia.
Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira, memperkirakan kerugian ekonomi makro akibat demo bisa mencapai Rp9 triliun, terutama dari sektor jasa, transportasi daring, dan ritel. Ketidakpastian politik juga membuat investor menunda aktivitas bisnis dan ekspor terganggu akibat penutupan jalan serta naiknya biaya logistik.
Kementerian Pekerjaan Umum telah menyiapkan anggaran Rp900 miliar untuk memperbaiki infrastruktur rusak di seluruh Indonesia. Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar perbaikan dilakukan secepat mungkin agar aktivitas masyarakat kembali normal.
Adapun fasilitas yang dirusak, yakni;
– 37 sarana kepolisian: termasuk polres, polsek, pos polisi, dan kendaraan dinas
– Halte TransJakarta dan JPO: dua JPO utama di Senen dan Polda Metro Jaya mengalami kerusakan parah
– Lampu lalu lintas dan CCTV: 18 lampu rusak, 17 sudah diperbaiki
– Rumah warga dan gedung DPRD: jadi sasaran amuk massa