Legenda Keramat Topeng Cisalak Depok Akan Dibukukan

JAKARTA, AKSIKATA.COM – Berkembangnya kesenian moderen dewasa ini, ternyata tidak membuat Andi Supardi,  yang merupakan salah seorang seniman Betawi meninggalkan budaya leluhurnya, yang diakuinya sebagai warisan ke tiga dari Topeng Cisalak Depok.

Tujuan pembuatan buku tesebut adalah agar sejarah Topeng Cisalak bisa menjadi salah satu materi ilmu pengetahuan berharga bagi generasi berikutnya.

Andi yang mengaku sebagai penerus ke tiga dari Topeng Cisalak ini berencana merangkumnya ke dalam buku berjudul Legenda Di Balik Keramat Topeng Cisalak.

“Dan saya ingin buku ini pun menjadi warisan saya kepada generasi muda,” ujarnya ketika ditemui Aksi Kata di sanggarnya, di Cisalak, Depok.

“Siapa lagi kalau bukan saya yang menjaga warisan budaya ini, apalagi saya sudah diamanatkan oleh tetua saya kong Djioen,” ungkapnya.

Tari Topeng ini merupakan salah satu seni pertunjukan Betawi. Nama Topeng Cisalak sendiri berasal dari tempat di mana seni ini berkembang, yaitu Kampung Cisalak, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Selain Djiun dan Mak Kinang, dalam perkembangannya tersebutlah beberapa nama yang juga bertautan dengan para psohor seni Betawi seperti Naih Djiun (Bapaknya Mandra), Bokir, Kisam  Dalih, Mandra, Mastur, dan Omas, kemudian dari angkatan Andi adalah Kartini, Dahlia, Amung , Madih,  Agus serta beberapa nama lainnya, dan generasi penerus pun direncanakan akan memberikan informasi untuk melengkapi informasi di buku ini.

Banyak sudah perjalanan kenangan dan cerita terhadap sejumlah kejadian yang terjadi pada grup Kinang Putra. Bahkan sampai saat ini pun masih banyak benda sejarah seperti Gong Tahang/ Angkog, Kempul, Kenong Tiga, Kecrek, Kenceng Rebab, dan beberapa gendang .  Sementara untuk topeng yang tersimpan adalah topeng Panji, Samba, Jingga, Kedok Jantuk, yang masih tersimpan apilk.

Dijelaskan secara singkat, pada awalnya Topeng ini hadir di masyarakat sejak 1918, dengan nama Topeng Kinang, yang diciptakan oleh dua pelopor seni ini, Djioen dan Mak Kinang,” ujar Andi yang kini menggawangi grup Kinang Putra.

“Selain menerbitkan buku, saya juga sedang mencari dana untuk membuat museum kecil di sanggar, untuk menempatkan benda-benda sejarah tersebut, agar tersimpan dengan baik,” tutur Andi.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *