JAKARTA, AKSIKATA.COM – Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Nasional singgung Presiden Jokowi mengenai banjir yang melanda banyak titik di Kalimantan Selatan (Kalsel).
JATAM kritik pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut penyebab banjir hanya karena curah hujan deras yang terjadi selama 10 hari berturut-turut.
Bahkan, JATAM juga mempertanyakan dari mana kesimpulan penyebab banjir itu didapatkan Presiden Jokowi, melihat realita kondisi di Kalimantan Selatan (Kalsel) yang cukup prihatin.
“Kesimpulan penyebab banjir ini atas hasil pengamatan sepintas Anda sendiri sesaat di lokasi, atau atas bisikan anak buah?” tulisnya, dari cuitan Twitter @jatamnas pada Senin, (18/1).
JATAM juga menyinggung aktivitas pertambangan dan perkebunan kelapa sawit, yang tak disebut oleh Presiden Jokowi.
Cuitan JATAM Nasional soal banjir.* Twitter.com/@jatamnas
“Apakah aktivitas tambang, sawit, dan HTI tak terkait dengan banjir yang parah itu?” ungkap JATAM Nasional.
Tak hanya kritik soal kesimpulan banjir, JATAM juga mempertanyakan kenapa Presiden Jokowi tidak mengunjungi Kabupaten Tabalong.
Presiden Jokowi diketahui berkunjung ke Kabupaten Banjar saat melihat sungai Martapura di Jembatan Pakauman.
“Mengapa tidak ke Kabupaten Tabalong, Pak @jokowi? Di sana ada tambang batubara PT Adaro, luasannya lebih dari 30 ribu hektar,” singgung JATAM.
Diketahui, Presiden Jokowi melihat langsung dampak banjir di sejumlah tempat di Kalimantam Selatan pada Senin, 18 Januari 2021.
Saat kunjunan, Presiden Jokowi menyoroti sejumlah sarana penghubung yang rusak, salah satunya Jembatan Mataraman di Kabupaten Banjar yang runtuh.
Presiden Jokowi telah memerintahkan Menteri PUPR untuk segera memperbaiki beberapa jembatan yang runtuh agar akses warga kembali lancar.
Presiden Jokowi juga memantau untuk memastikan ketersediaan logistik dan kebutuhan lain mereka.*