BANDUNG, AKSIKATA.COM – Kathleen, bocah berparas cantik asal Bandung sampai kini belum ditemukan pihak keluarganya. Bocah 9 tahun ini sudah hilang setengah bulan.
Menurut paman korban, Roby, sejak 15 Desember keluarga sudah kehilangan Kathleen yang tinggal bersama orangtuanya di Taman Kopo Indah, Desa Margahayu Selatan, Kecamatan Margahayu, Kota Bandung, Jawa Barat.
Sejak itulah, keluarga melaporkan hilangnya Kathleen ke Polrestabes Bandung.
Roby menduga hilangnya Kathleen usai pergi bersama seorang perempuan berinisial S (24) ke sebuah tempat makan, di kawasan Supratman Bandung pada 15 Desember 2020 lalu.
Sebab, sebelumnya S memaksa kepada ayah Kathleen yang bernama Viki, untuk diizinkan mengajak anaknya tersebut main ke suatu tempat, di daerah Kepatihan Bandung dan berjanji akan kembali memulangkannya. Tapi, hingga detik ini keponakannya tersebut belum juga dipulangkan.
“Sampai saat ini kami dari keluarga belum juga mengetahui dan menemukan keberadaan Kathleen, yang hilang pada tanggal 15 Desember 2020 lalu,” katanya.
Kathleen merupakan anak ke tujuh dari tujuh bersaudara itu pada 2018 lalu ibunya meninggal. Kemudian ayahnya membawa Kathleen untuk tinggal bersamanya dan ibu sambungnya di daerah Bandung, Jawa Barat.
Setahun yang lalu pada 2019, keponakannya itu sempat diperkenalkan kepada teman ibu sambungnya yakni bernisial S.
Pertemuan mereka berdua, antara Kathleen dengan S berlangsung disebuah tempat peribadatan yakni Gereja pada 2019 lalu. Kedekatan pun mulai terlihat karena S sangat menyayangi Kathleen.
S yang juga diketahui tinggal di kawasan Desa Margahayu Selatan, Kecamatan Margahayu, Kota Bandung, Jawa Barat itu, usut punya usut, ternyata sudah memiliki banyak kasus di sekolahnya yang dulu (SMA).
“Karena melihat kedekatan yang begitu dekat, ayah dari Kathleen tidak menaruh sedikitpun kecurigaan terhadap S. Karena penilaian orangtuanya memperlakukan Kathleen seperti anaknya sendiri,” ucapnya.
Selang beberapa bulan, kakak dari Kathleen mulai menaruh kecurigaan terhadap S pada November 2020. Karena dari perilaku dan cara pakaian keponakannya itu terlihat berbeda, bahkan lebih mematuhi ucapan S dibanding keluarganya sendiri.
Setelah itu, keponakannya yang satu lagi atau kakak dari Kathleen mencoba memisahkan mereka berdua, dengan membawa Kathleen untuk tinggal di Jakarta.
“Berhubung keluarga dari Kathleen dan ayahnya itu mau pindah rumah, orang tua dari Kathleen sendiri saat memisahkan mereka berdua, sempat memarahi S dengan meminta untuk tidak sering bertemu kembali dengan anaknya itu,” imbuhnya.
“Kathleen sendiri pada waktu itu kembali dibawa ke Bandung untuk tinggal di sana,” sambungnya.
Setelah tinggal di Bandung, S yang diduga pelaku itu memohon berulang-ulang kali kepada ayah Kathleen, untuk diizinkan bertemu pada 13 Desember 2020 lalu.
Karena S terus berulang kali memohon kepada ayahnya, pun juga Kathleen sama halnya ingin ketemu dan jalan bersama S, orangtua Kathleen pun akhirnya luluh juga, dan memperbolehkan keduanya untuk bertemu.
Jadilah pada 15 Desember 2020, mereka bertemu di sebuah tempat makan kawasan Supratman Bandung. Setelah makan-makan, S pun meminta izin kepada orang tua Kathleen, untuk mengajak anaknya tersebut membeli perlengkapan untuk Hari Raya Natal.
S pada waktu itu meminta izin untuk jalan bersama Kathleen hanya tiga jam lamanya. Namun, ketika sudah melewati batas waktu yang ditentukan sampai empat jam, S dihubungi orangtua Kathleen.
“Nah, S ini menjawab bahwa dirinya bersama Kathleen sebentar lagi pulang menggunakan kendaraan Go Car. Tapi sampai pukul lima sore, seketika itu S tidak dapat dihubungi lagi,” paparnya.
Karena khawatir tidak ada kabar, ayah Kathleen pun langsung menyambangi kediaman S, dan menanyakan kepada orangtuanya S, mengenai keberadaannya, sebab telah membawa anaknya pergi.
“Jawaban orang tua S di situ ada saksi juga di sana, orangtuanya bilang katanya tenang saja, anaknya bawa barang banyak, dan untuk makan saja bisa. Otomatis ayah dari Kathleen ini pun merasa tenang, karena menganggap mungkin sedang liburan,” ungkapnya.
Orang tua dari Kathleen pun tetap melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian dengan cara lisan. Namun, jawaban dari polisi yakni agar menunggu sampai batas waktu 24 jam.
“Saat ini sudah ditangani oleh pihak kepolisian dari Polrestabes Bandung, nomor si pelaku juga sampai saat ini tidak aktif,” akunya.
Sebelum dikabarkan hilang, Kathleen yang mesih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) itu mengenakan sweater warna putih dengan aksen garis hitam, dan menggunakan celana panjang warna kuning.
Untuk ciri-ciri Kathleen sendir yakni, tinggi badan 140 cm, kulit putih, rambut lurus panjang se bahu lebih, mata bulat, dan berpostur kurus.
“Jika masyarakat menemukan gadis kecil dengan ciri-ciri seperti itu, bisa langsung menghubungi pihak kepolisian Polrestabes Bandung, karena saat ini kasus tersebut dalam penanganan polisi. Saya berharap, semoga keponakan saya segera ditemukan keberadaanya,” tukasnya.