JAKARTA, AKSIKATA.COM – Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) gencar mensosialisasikan teknologi pupuk batubara untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Pupuk batubara dinilai tepat, karena dengan luasan sawah yang tetap, bisa menghasilkan panen padi yang lebih tinggi.
Ketua umum FKDB Ayep Zaki menyebutkan pupuk batubara memiliki keunggulannya yaitu untuk pembenahan tanah, meningkatkan produktivitas tanaman dan ramah lingkungan. “Dengan menggunakan pupuk batubara, maka produktivitas satu hektar bisa meningkat sampai lebih dari 30 persen, ” katanya, Kamis (29/10/2020).
Menurut Aa Zaki, demikian karib dia disapa, FKDB telah memproduksi pupuk batubara yang diberi label Futura di pabrik yang berlokasi di Sentra Industri Cibatu, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Produksi pupuk berbahan batubara ini sebagai upaya meningkatkan produktivitas dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat, terutama di daerah lumbung padi. “Teknologi produksi Pupuk Batubara ini satu-satunya di dunia dan dibutuhkan seluruh negara. Dengan pupuk batubara ini, Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia,” papar dia.
Pupuk berbahan baku batubara merupakan fosil tumbuhan yang terawetkan dan punya kandungan unsur hara yang nyaris sempurna. Mulai dari unsur nitrogen, kalium, posfat, hidrogen, phospor, zeng, calsium, besi dan lain-lain yang tak kurang dari 70 unsur makro dan mikro. Sehingga mampu memenuhi unsur hara tanah yang dibutuhkan. “Pupuk organik berbahan dasar batubara adalah pupuk organik yang terbaik,” ujar Aa Zaki.
Pupuk batubara sangat bermanfaat bagi tanaman padi, sayur, buah maupun palawija. Dengan menggunakan pupuk batubara akan meningkatkan produksi panen baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Selain itu, pupuk batubara ini mampu memperbaiki alih struktur tanah menjadi meningkat kesuburannya dari musim ke musim. Dengan meningkatnya produktivitas pertanian, otomatis pendapatan petani semakin meningkat.
Penggunaan pupuk organik batu bara, lanjut Zaki, lebih murah dibandingkan dengan pupuk kimia anorganik atau pupuk kimia buatan. Pupuk berbahan batubara ini telah diuji coba di 16 provinsi mulai dari wilayah Indonesia bagian barat hingga bagian timur.
Hasil pengaplikasian pupuk batubara ini, bisa meningkatkan rata-rata produksi per hektarenya sebesar 43 persen. Bila rata-rata produksi per hektar petani kita 5,2 ton, maka dengan pengunaan pupuk batubara bisa mencapai 7,4 ton.
Tak hanya itu saja, berkat keunggulan pupuk batubara ini telah mendapatkan perhatian dari pemerintah dengan kedatangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional di pabrik, Juli 2020 lalu. Dan, 10 Oktober 2020 lalu, pabrik ini juga dikunjungi anggota DPR RI Komisi VIII FPKB, KH. Maman Imanul Haq beserta jajaran.
Bahkan pupuk batubara ini juga sudah mendapatkan hak paten dari United States Paten and Trademark Office (USPTO) untuk teknologi produksi pupuk berbahan dasar batubara pada 16 Juni 2020 lalu. “Dengan telah dikeluarkannya hak paten tersebut, jelas akan memberikan dampak yang baik untuk pengembangan dunia pertanian, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pupuk domestik maupun mancanegara,” ucap Aa Zaki.
Saat ini, pupuk batubara sudah diproduksi dan dipasarkan ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya Jawa sebagai wilayah lumbung padi nasional. FKDB juga akan membuka pabrik-pabrik pupuk batubara di setiap provinsi di Pula Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua.
“Supaya tidak ada lagi di negeri ini kekurangan pupuk, aktifitas pertanian tetap terjaga, petani juga bisa mendapatkan harga pupuk dengan murah serta terjangkau. Produktivitas hasil pertanian, maka pendapatan petani juga meningkat. Dan, kelak Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia,” pungkas Aa Zaki.