JAKARTA, AKSIKATA.COM – Aktivis HAM asal Papua Natalius Pigai ikut mengomentari sorotan PBB terhadap masalah pelanggaran HAM di Papua. Natalius menyebut rakyat Papua kerap menjadi korban kekerasan dan pembunuhan.
Dia mengatakan, korban pembunuhan di Papua terus berjatuhan. Celakanya, pembunuhan dan pelanggaran HAM di Papua itu dilakukan atas dasar kebencian rasial.
“Sudah terlalu banyak darah rakyat Papua tidak berdosa yang dibunuh atas dasar kebencian ras (rasisme) dan Papua phobia,” katanya, Kamis (3/12).
Dia mengatakan, masyarakat Papua bukanlah masyarakat kelas dua di Indonesia. Tanah Papua juga bukan tempat pembantaian. Karenanya, segala bentuk pelanggaran HAM di Papua harus dihentikan.
“Rakyat Papua bukan sapi yang tiap saat bisa disembelih,” ujar mantan Komisioner Komnas HAM itu.
Dia menegaskan, dunia memang harus bersatu melawan dan menentang kejahatan kemanusiaan di Papua. Sehingga tidak terjadi lagi pembunuhan dan pelanggaran HAM di Papua. Terutama pelanggaran HAM akibat kebencian rasial terhadap pribumi Papua.
“Dunia harus bersatu lawan kejahatan secara masif dan terstruktur,” ujarnya.
Seperti diketahui belakangan ini ketegangan di Papua meningkat. Kampanye deklarasi Papua merdeka juga terjadi. Bukan hanya oleh satu organisasi perjuangan kemerdekaan Papua. Banyak organisasi Papua yang memperjuangkan kemerdekaan.
Tak hanya itu, perjuangan bersenjata juga dilakukan oleh sekelompok organisasi di Papua. Mereka bergerak dari hutan ke hutan dan berperang melawan aparat yang masuk ke Papua.