Ayep Zaki Kemas Tempe Jadi Elegan

Ayep Zaki di tengah pengrajin tempe (foto: istimewa)

JAKARTA, AKSIKATA.COM – Tempe yang dikenal sebagai makanan khas Indonesia sejak abad ke-12 dengan kemasan ala kadarnya, kini tampil modern. Dikemas secara elegan dan diberi label. Adalah Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) yang getol mengemas produksi anak bangsa ini lebih elegan. FKDB pun menyematkan merek pada tempe itu dengan nama tempe super a-zaki.

Merek tersebut diambil dari nama penggagas FKDB, yakni Ayep Zaki yang karib dipanggil Aa Zaki. Aa Zaki tertarik untuk mengumpulkan para UMKM pengrajin tempe dan melakukan pembinaan di bawah naungan FKDB. “Saya tertarik untuk melakukan pembinaan pada pengrajin tempe karena berawal dari rasa prihatin,” katanya.

Keprihatinan itu muncul, setelah mengetahui bagaimana pengrajin tempe harus survive dengan keuntungan yang tak besar. “Produksi tempe ini hanya membutuhkan modal kecil dan bisa dikelola banyak orang. Padat karya,” jelasnya.

Ayep Zaki berkomitmen merangkul para pengrajin, untuk membuat tempe yang higienis tanpa kulit serta tanpa bahan tambahan lain, sehat dan performance yang baik. Sehingga stigma masyarakat tentang rumah produksi tempe dari kesan kumuh kotor dan bau, bisa berubah dan selanjutnya akan ditingkatkan menjadi standar SNI.

Sebagai wujud keseriusan untuk membangun industri tempe yang modern, Aa Zaki mendirikan pabrik tempe di Curug, Bogor, Jawa Barat yang diberi nama Rumah Tempe A. Zaki. Juli 2020 lalu, pabrik ini diresmikan. Saat ini produknya sudah banyak beredar di kalangan masyarakat luas.

Aa Zaki berharap, adanya pabrik ini, akan mengubah image di masyarakat terhadap pabrik tempe, menjadi industri kecil rumahan yang modern, bersih, sehat dan halal. Setidaknya, tempat dan alat-alat produksi rumah tempe A Zaki, selain diproduksi menggunakan mesin pengolahan yang modern juga karyawannya sangat menjaga kebersihan.

Air yang digunakan untuk mengolah kedelai merupakan air bersih yang bersumber dari PDAM dan air sumur serta tidak menggunakan bahan artifisiial. Demikian pula dengan ruang produksi dan fermentasi tertata dengan layout yang baik, memperhatikan suhu dan kelembaban sebagaimana yang dipersyaratkan dalam industri kecil tempe rumahan.

Sementara bahan baku, dipilih dari kedelai yang berkualitas tinggi. Dari sisi estetika rumah tempe A Zaki juga sangat memperhatikan kemasan atau packaging sehingga kualitas dan kebersihan hasil produksinya dapat dijamin.Di saat pandemi Covid-19 ini, para pekerjanya juga memperhatikan protokoler kesehatan dengan menggunakan masker, sarung tangan, penutup kepala dan menjaga jarak fisik.

Saat ini, FKDB tengah membina 74 pabrik tempe dari Aceh hingga Papua dengan kapasitas produksi 33 ton kacang kedelai perhari. Merambah ke berbagai daerah ini, menurut AA Zaki, untuk membantu menyukseskan program pemerintah dalam peningkatan standar gizi nasional di seluruh wilayah Indonesia dengan menyediakan pilihan makanan yang bergizi tinggi dan bisa dijangkau oleh masyarakat.

Dari 74 pabrik tempe itu, di pangkalan Bun kalimantan Tengah memproduksi 1.400 kg tempe perhari dan merupakan titik usaha yang paling tinggi pencapaian produksi hingga saat ini. AA Zaki yakin akan semakin banyak permintaan,

Dan, di bulan Desember kelak, tempe a-zaki akan diekspor ke Jepang. “Sudah ada permintaan dan kami sedang menjajakinya,” cerita dia.

Menurut Ayep Zaki, pengembangan usaha tempe tersebut merupakan bentuk komitmen terhadap pembangunan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Usaha produksi tempe selain menjadi salah satu pilar ekonomi masyarakat yang mampu memberikan nilai tambah ekonomi dan mampu memberikan sumbangan yang signifikan dalam memperluas lapangan kerja, usaha produksi tempe juga dapat mendukung program pemerintah dalam peningkatan kesehatan masyarakat dengan pemenuhan standar gizi nasional.

Program peningkatan standarisasi gizi masyarakat oleh FKDB melalui usaha tempe ini sangat didukung oleh Forum Tempe Indonesia (FTI), Rumah Tempe Indonesia (RTI), USSEC (Perkumpulan Eksportir Kedelai Amerika). “Termasuk pemerintah melalui kementerian Koperasi dan Perindustrian,” katanya.

Kedepannya AA Zaki berharap, FKDB makin gencar membina para UKM di bidang tempe, selain itu juga bergerak di bidang on FARM, terutama pada budi daya tanaman padi dan kelak menanam kacang kedelai dengan hasil yang sama baiknya dengan kacang kedelai import untuk menyuplai kebutuhan pabrik tempe.

“Jadi bukan hanya sektor produksi tempe yang akan kita genjot, sektor on FARM bahkan akan bergerak lagi, karena di sektor pertanian ini cakupan dan daya serap tenaga kerja cukup banyak,” paparnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.