TANGERANG, AKSIKATA.COM – Kebencian terhadap Islam tak hanya terjadi di Eropa, aksi keji pemuda bernama Satrio juga terjadi di Indonesia. Satrio, melakukan aksi mencoret dinding dan lantai di Mushola di Darussalam, Kabupaten Tangerang, pada Selasa (29/9). Tak sekadar mencoret, aksi biadab juga dilakukan dengan merobek Al Quran.
Warganet heboh saat video penampakan kondisi Musala Darussalam yang dicoret-coret tersebar luas dan viral di media sosial. Peristiwa tersebut diketahui pertama kali menjelang waktu shalat ashar.
Dalam video tersebut, seorang pria mengatakan, “Awal masuk itu Wawan, Wawan masuk ke sini sudah dengan kondisi sudah dicoret-coret. Ini alasannya, motifnya apa saya tidak tahu, begitu saya mau (shalat) ashar, dan Wawan pun enggak mau azan karena kondisi seperti ini”.
Tampak dinding mushola yang berwarna hijau dicoret-coret dengan sejumlah tulisan. Coretan juga ada di papan tulis dan lantai serta sajadah. Tampak pula satu Alquran tampak disobek dan satu lainnya dicoret dengan tanda silang.
“Ini dimulai jam berapa, waktu jam 12 belum ada seperti ini,” kata suara di balik video tersebut.
Kapolresta Tangerang Kombes Pol Ade Ari Syam Indardi membenarkan adanya aksi vandalisme di Mushola Darussalam. Menurutnya, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 15.30 WIB dan polisi sudah mengamankan satu orang pelaku dan meminta keterangan beberapa saksi di TKP.
“Pelaku sudah ditangkap, sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” kata Ade.
Satrio merupakan seorang warga Pasar Kemis, Tangerang. Dia nekat mencoret-coret tembok dan Alquran di Mushola Darussalam yang berjarak 50 meter dari rumahnya.
Bukan hanya itu saja, dia juga menggunting sajadah. Entah apa motif Satrio menuliskan aneka macam kalimat antara lain, ‘”Saya Kafir”, “Saya Anti Islam”, “Saya Anti Khilafah”, dan “Islam Tidak Diridhoi”.
Ade mengaku jika saat ini Satrio sudah ditahan dan diperiksa.”Dia normal, bisa ngomong dan komunikasi dengan keluarganya,” kata Ade.
Satrio ditangkap pukul 19.30 WIB di rumahnya. Peristiwa coret coret itu sendiri diketahui pukul 15.30 WIB. Polisi masih mendalami motif Satrio melakukan perbuatan itu.
Dikutip dari Suara.com, Kapolsek Pasar Kemis AKP Fikry Ardiansyah mengatakan, motif pelaku melakukan hal itu karena merasa benar atas semua perbuatannya itu.
“Motifnya karena merasa tindakannya itu sudah benar sesuai yang dia pelajari. Itu menurut pengakuannya kepada kami,” ujar Fikry.
Fikry menuturkan, pelaku mengakui mempelajari tindakannya itu dari platfrom media sosial (medsos) Youtube dan sebuah aplikasi di smartphone.
“Tindakannya itu merasa benar karena ia belajar dari Youtube dan sebuah aplikasi di handphone,” ungkapnya.
Fikry menyebut, pihaknya saat ini terus mendalami pengakuan dari pelaku tersebut.
Namun, saat ditanya apakah pelaku mempelajari tentang gerakan radikal seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), ia masih belum bisa mengkonfirmasi.
“Masih di dalami. Saya belum bisa menyimpulkan sekarang. Pelaku juga masih terus dilakukan pemeriksaan dan dibawa ke Polres,” sebutnya.