Mengenal Caca Rayborn, Bagian dari Yayasan Humaniora

GEORGE TOWN PENANG MALAYSIA, humaniora.id – 17 Februari 1995Sejumlah tokoh dan selebritis yang tergabung dalam lembaga Humaniora Malaysia Filantropi menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk korban banjir dan tanah longsor di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh.

Di bawah koordinasi Caca Rayborn Seroja Sartika Yang Dipertua/Pimpinan Yayasan Humaniora Malaysia Rumah Kemanusiaan, mereka bergerak gesit turut meringankan penderitaan masyarakat di Aceh yang terkena bencana banjir dan longsor.

“Belas kasih dari kami yang jauh. Kemanusiaan yang tulus. Ikut meringankan beban saudara kita yang menjadi korban agar mereka tidak merasa sendirian,” ujar Caca.

Di Malaysia, Caca dikenal sebagai figur penting di dunia hiburan. Banyak profesi dia emban, daru penyanyi, Produser Film, Impresario Konser, Project Manager dan Direktur Utama PT. MFS Production Sdn. Bhd.

Sosok berjiwa filantropis, individu yang memiliki perhatian besar terhadap masalah kemanusiaan. Kepeduliannya ditunjukkan melalui tindakan nyata membantu orang lain yang membutuhkan.

Melalui lembaga sosial yang dipimpinnya Humaniora Malaysia Filantropi, Caca banyak membantu pengentaskan kemiskinan terutama di bidang pendidikan dan kesehatan, baik di Malaysia maupun Indonesia.

“Ada kewajiban bagi orang percaya untuk menunjukkan belas kasih dan memberi pertolongan berupa makanan, pakaian, dan bantuan praktis. Membantu orang yang ditimpa musibah, fakir miskin, janda lanjut usia, dan anak yatim. Mereka berhak atas keadilan dan perlindungan,” tutur Caca Rayborn.

Bantuan ke Aceh telah disalurkan sejak 12 – 13 Desember 2025 lalu. Saat ini Humaniora Malaysia Filantropi, terus melakukan penghimpunan finansial dari para pihak yang juga ingin membantu.

Humaniora Malaysia Filantropi sendiri merupakan representatif lembaga nirlaba Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan yang didirikan di Indonesia sejak 30 tahun silam, tepatnya 17 Februari 1995 oleh pekerja sosial Eddie Karsito, serta sejumlah seniman, budayawan, wartawan, pendidik, dan pemerhati sosial.

Tahun 2021 lembaga Non-Governmental Organization (NGO) ini mengembangkan kegiatannya di bidang kemanusiaan, sosial, Pendidikan, seni dan budaya di Malaysia.

Menurut Eddie Karsito, pentingnya hubungan kemanusiaan Indonesia-Malaysia yang dibangun lewat kegiatan sosial untuk mempererat persaudaraan sebagai bangsa serumpun. Melalui kolaborasi tanggap darurat dan program bersama dapat memperkuat ketahanan sosial dan menciptakan lingkungan yang damai serta sejahtera bersama.

Di Indonesia, Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan membina 229 pemulung. Sebagian diantaranya adalah janda-janda lanjut usia, dan ada yang usianya 97 tahun. Menyantuni kaum dhua’fa, fakir miskin, dan 45 anak yatim & dhua’fa non-panti yang tersebar di dua rumah singgah, Bekasi (Jakarta), dan di Baleendah Kabupaten Bandung.

Sejumlah artis dan selebriti yang pernah membantu yayasan ini, antara lain; Ageng Kiwi, Iwan Fals, Raffi Ahmad, Ayu Azhari, Deddy Corbuzier, Ozy Syahputra, Dorman Borisman (almarhum), Pong Hardjatmo, Ray Sahetapy (almarhum), Irma Darmawangsa, Krisdayanti, Yuni Shara, Inul Daratista, Nini Karlina, Fitri Karlina, Mayangsari, Nikita Willy, Anisa Bahar, Juwita Bahar, Tiara Bahar, Della Puspita, Lia Emilia, Krisna Mukti, Marshanda, Eddies Adelia, Iis Dahlia, Ike Nurjanah, Misye Arsita (almarhumah), Pretty Asmara (almarhumah), dan puluhan artis lainnya.

Beberapa organisasi yang pernah turut membantu kegiatan sosial, meliputi organisasi seni budaya, lembaga pendidikan, organisasi profesi dan manajemen artis, antara lain; MFS Production, Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), Nagaswara Music, Artis Manajemen Positif Art, Sanggar Swargaloka, Triardhika Production, Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN), Sekretariat Bersama Wartawan Indonesia (SWI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Forum Wartawan Hiburan (FORWAN) Indonesia, Yayasan Peduli Jurnalis Indonesia (YPJI), Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN), Komunitas Sahabat Kartini, Indonesia Satu Keluarga (ISK), dan organisasi lainnya.

Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan saat ini tengah membuka donasi untuk wakaf pembebasan tanah dan pembangunan Humaniora Shelter Rumah Kemanusiaan.

Shelter ini selain menjadi rumah sementara bagi warga miskin kota, juga berfungsi menjadi tempat belajar terpadu bagi para pemulung melalui proses pengelolaan sampah yang lebih produktif dan komprehensif.

Humaniora Shelter menjadi tempat belajar bagi anak-anak pemulung, pengamen nomaden, dan anak jalanan, yang difokuskan pada pengembangan daya kreatif anak dengan pendekatan budi pekerti berbasis seni.

Upaya ini sekaligus untuk memutus mata rantai agar anak-anak pemulung tidak ikut memulung kemudian kembali jadi pemulung.