BEKASI, AKSIKATA.COM – Posyandu Cendana menandai babak baru pelayanan kesehatan berbasis digital melalui program “Posyandu Cerdas”, sebuah inisiatif pengabdian kepada masyarakat yang digagas oleh tim dosen Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI).
Program ini dipimpin oleh Kurniawan Prambudi Utomo, SE., MM. dengan anggota Luthfia Rohimah, S. Kom, M. Kom., Sinta Rukiastiandari, S. Kom, M.MSI, dan Herryansyah, S. Kom, M. Kom., yang seluruhnya memiliki kepakaran di bidang teknologi informasi dan manajemen data.
Selama ini, pengelolaan data kesehatan di Posyandu Cendana masih dilakukan secara manual, menimbulkan tantangan dalam ketepatan pencatatan, kecepatan pelaporan, dan keamanan arsip. Melihat kebutuhan mendesak untuk modernisasi, tim dosen UBSI menghadirkan solusi digital dengan memanfaatkan Microsoft Office, terutama aplikasi Excel, Word, dan PowerPoint.
Program pelatihan difokuskan pada penguasaan teknik pencatatan pertumbuhan balita, pemantauan kesehatan ibu hamil, dan pembuatan laporan bulanan yang akurat serta siap audit. Kegiatan pengabdian ini berlangsung dalam beberapa tahap.
Pertama, tim melakukan asesmen lapangan untuk memetakan kebutuhan dan kapasitas kader posyandu. Tahap kedua berupa pelatihan intensif, di mana para kader belajar mengolah data gizi, membuat grafik pertumbuhan, serta menyusun laporan digital yang dapat langsung dibagikan kepada puskesmas setempat. Tahap ketiga adalah pendampingan berkelanjutan agar kader benar-benar mampu mengimplementasikan sistem pencatatan baru dalam kegiatan rutin.
Menurut ketua tim, Kurniawan Prambudi Utomo, yang juga narasumber dalam pelatihan mengatakan bahwa transformasi digital bukan sekadar mengikuti tren, tetapi menjadi fondasi penting untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan.
“Data yang rapi, cepat, dan akurat adalah dasar pengambilan keputusan yang tepat. Dengan Microsoft Office, kader dapat mendeteksi potensi masalah gizi, memantau pola pertumbuhan, dan memberikan intervensi dini untuk mencegah stunting atau gangguan kesehatan lainnya,” tegasnya.
Manfaat yang dirasakan tidak hanya sebatas kemudahan administrasi. Digitalisasi memungkinkan Posyandu Cendana menyimpan data dalam bentuk aman dan terstruktur, meminimalkan risiko kehilangan arsip, serta mempermudah koordinasi dengan puskesmas dan dinas kesehatan. Ke depannya, data yang terintegrasi juga dapat diolah menjadi bahan kajian untuk kebijakan kesehatan tingkat kota.
Ketua Posyandu Cendana, Ita Mulyani mengapresiasi langkah inovatif ini dan menilai program tersebut sejalan dengan inisiatif pemerintah untuk mewujudkan Posyandu Cerdas yaitu layanan kesehatan berbasis teknologi. “Pelatihan ini membuat kami lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan digital. Kader kini bisa mengelola data secara mandiri dan menyiapkan laporan yang lebih transparan,” ujarnya.
Dengan adanya pelatihan dan pendampingan berkelanjutan dari tim UBSI, Posyandu Cendana diharapkan menjadi model percontohan posyandu digital di Bekasi. Keberhasilan program ini diharapkan dapat direplikasi di posyandu lain, sehingga pelayanan kesehatan masyarakat semakin cepat, akurat, dan dapat diandalkan.
Transformasi ini sekaligus membuktikan bahwa pemanfaatan teknologi sederhana seperti Microsoft Office dapat menjadi langkah strategis untuk memperkuat sistem kesehatan di tingkat akar rumput, mendorong kemandirian kader, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.