SUMBAWA, AKSI KATA. COM – Anak-anak adalah amanah Tuhan yang maha kuasa yang menjadi tanggungjawab orang tua untuk mendampingi, membantu, dan menyemangati agar mereka tumbuh menjadi generasi Indonesia yang sehat, kuat, dan hebat.
Orang tua memiliki peran besar dalam mempersiapkan generasi yang tangguh dengan menanamkan nilai-nilai luhur, dan pendidikan yang berkualitas.
Pesan itu disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti saat membuka secara nasional Giat Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Ramah yang diselenggarakan di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Senin (14/7/25).
Hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Sumbawa Muhammad Anshori, para pejabat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan orang tua wali murid.
Di hadapan murid SD Negeri 1 Sumbawa, SMP Negeri 1 Sumbawa, dan Sekolah Luar Biasa Sumbawa, Abdul Mu’ti menjelaskan maksud MPLS Ramah dalam membangun generasi yang tangguh dan berkarakter. Menurutnya dengan nama baru ini Kemendikdasmen berusaha meletakkan dasar-dasar pendidikan dan semangat mendidik dengan penuh rasa cinta dan menghormati serta memuliakan para murid, anak-anak peserta didik.
“Semangat ramah adalah semangat di mana semua kita saling menghormati antara satu dengan yang lain, saling menerima keadaan anak-anak kita apapun kondisi ekonomi mereka, apapun keadaan fisik mereka, apapun agamanya, dan bagaimanapun kemampuan intelektual mereka” jelasnya.
Lebih lanjut Mu’ti menjelaskan, dengan semangat ramah berusaha menjadikan sekolah sebagai rumah dan tempat yang tidak hanya untuk menuntut ilmu, tetapi juga untuk membangun karakter, membentuk kepribadian utama anak-anak dengan semangat saling menghormati, memuliakan semua insan pendidikan yang ada di setiap satuan pendidikan.
Dalam hal kebijakan yang berkaitan dengan penguatan pendidikan karakter diantaranya adalah program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH) yang sudah dicanangkan sejak bulan Desember tahun 2024.
Tujuh KAIH dimulai dari kebiasaan bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat dan tidur cepat. Kebiasaan sederhana yang digali dan dikembangkan dari kekayaan budaya bangsa Indonesia dan juga dari nilai-nilai yang tertanam dalam ajaran agama.
Kebiasaan Anak Indonesia Hebat ini adalah bagian dari upaya kita agar anak-anak kita memulai dan tumbuh dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik yang sekali lagi kita harus tanamkan bersama-sama di empat lingkungan pendidikan, sekolah, orang tua, masyarakat, dan media”, tandas Mu’ti.
Pagi Ceria
Selain 7 KAIH, Abdul Mu’ti juga menjelaskan kebiasaan Pagi Ceria, kegiatan yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai. Murid melaksanakan Senam Anak Indonesia Hebat (SAIH), yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan berdoa.
Tiga rangkaian Pagi Ceria ini menurut Abdul Mu’ti merupakan murid melaksanakan kegiatan fisik, agar terbiasa berolahraga. Menyanyikan lagu Indonesia Raya adalah
upaya menanamkan rasa cinta kepada tanah air. Sedangkan berdoa adalah bagian dari usaha bersama agar murid terbiasa melaksanakan semua aktivitas dengan landasan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
Kegiatan Tujuh KAIH dan Pagi Ceria menjadi rangkaian acara pembukaan MPLS Ramah, bersamaan dengan jinggel masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026 ciptaan Abdul Mu’ti sebagai penyemangat murid baru di sekolah baru.
Mengakhiri sambutannya, Abdul Mu’ti menyampaikan terima kasih kepada bapak-bapak dan ibu-ibu guru, serta orang tua yang senantiasa mendampingi murid dengan penuh semangat, dengan penuh dedikasi
“Indonesia 2045 25 tahun lagi ditentukan oleh mereka yang sekarang belajar di jenjang pendidikan prasekolah, pendidikan dasar dan menengah. Merekalah anak-anak yang menentukan wajah Indonesia 2045”, tutupnya.