JAKARTA, AKSI KATA. COM – Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh pada Jumat (21/2), PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengelolaan limbah berkelanjutan. Tahun ini, ASDP berkolaborasi dengan perusahaan pengelolaan limbah tekstil Pable untuk mendaur ulang setidaknya 100 kilogram seragam bekas karyawan melalui Program Pengelolaan Seragam Bekas (Uniform Disposal Program).
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin menegaskan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi limbah tekstil yang berakhir di tempat pembuangan akhir sekaligus mendukung agenda keberlanjutan perusahaan. “Program ini merupakan bagian dari strategi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ASDP dalam menekan dampak lingkungan akibat limbah tekstil.
Lebih dari itu, langkah ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-12 tentang Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab,” ujarnya di Jakarta, Jumat,(21/2).
Proses daur ulang ini diawali dengan pengumpulan seragam bekas yang sudah tidak layak pakai, terutama karena ASDP telah melakukan rebranding dengan peluncuran logo baru tepat pada tahun 2023 atau HUT ASDP ke 50, sehingga seragam lama tidak dapat digunakan lagi. Seragam tersebut kemudian diproses melalui tahap penguraian serat (fiber processing) dan pemintalan benang (yarn spinning). Serat yang dihasilkan kemudian ditenun kembali menjadi kain baru yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk pembuatan seragam daur ulang bagi karyawan ASDP. Dengan metode ini, limbah tekstil yang awalnya dianggap tidak memiliki nilai ekonomis dapat diolah kembali menjadi produk yang bermanfaat.
Lebih lanjut, Shelvy menambahkan bahwa program ini tidak hanya berdampak pada pengurangan limbah, tetapi juga meningkatkan kesadaran karyawan ASDP terhadap pentingnya praktik ekonomi sirkular dalam kehidupan sehari-hari. “Kami ingin menginspirasi lebih banyak pihak, baik internal maupun eksternal, untuk lebih peduli terhadap pengelolaan limbah tekstil secara bertanggung jawab. Harapannya, inisiatif ini bisa menjadi contoh bagi sektor lain dalam menerapkan prinsip keberlanjutan,” tambahnya.
Limbah tekstil diketahui sebagai salah satu penyumbang signifikan emisi karbon global. Berdasarkan data World Resources Institute, industri tekstil menyumbang sekitar 10% dari total emisi gas rumah kaca dunia. Oleh karena itu, program daur ulang seragam ini menjadi langkah strategis ASDP dalam mengurangi jejak karbon serta mendukung target net zero emission yang dicanangkan pemerintah.
Selain program daur ulang seragam, ASDP juga terus memperluas inisiatif keberlanjutannya. Hingga akhir 2024, ASDP telah mengumpulkan 1,72 ton sampah plastik melalui program Reverse Vending Machine (RVM), setara dengan 92.334 botol plastik yang berhasil didaur ulang. Program ini telah menyelamatkan 1.458 meter persegi ruang lingkungan dan mengurangi jejak karbon hingga 9 ribu kilogram.
Ke depan, ASDP berkomitmen untuk terus meningkatkan peran aktifnya dalam pengelolaan limbah dengan menjajaki kemitraan strategis lainnya, baik dengan pelaku industri maupun komunitas lingkungan. Melalui berbagai langkah konkret, ASDP tidak hanya menghadirkan layanan transportasi yang andal tetapi juga berkontribusi nyata dalam membangun ekosistem yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi masa depan Indonesia.