Serial Didgit Cobbleheart Bangun Budi Pekerti Keindonesiaan

JAKARTA AKSIKATA.COM- Mengajarkan anak-anak untuk berbudi luhur, mencintai kebudayaan bangsa dan lingkungan hidup selalu menjadi tantangan tersendiri diantara berbagai macam media hiburan yang berlomba mendapatkan perhatian dan favoritisme anak.

Tantangan inilah yang selalu berusaha untuk dijawab oleh Lily & Eddy, penerbit materi-materi edutainment (entertainment-education) khusus anak-anak. Melalui serial original buatan anak bangsa yang bertajuk “The Tale of Didgit Cobbleheart”, yang dipadukan dengan berbagai kekayaan warisan budaya Indonesia seperti tarian tradisional serta alat-alat musik khas Indonesia seperti gamelan, angklung dan sasando, diharapkan serial ini bisa menginspirasi anak-anak Indonesia untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi yang berbudi luhur serta mencintai kebudayaan dan produksi bangsa sendiri.

Pada hari Minggu, 17 November 2019, digelar sebuah acara ramah anak kerja sama antara penerbit Lily & Eddy dengan toko buku Kinokuniya di Grand Indonesia. Acara story telling ini menjadi meriah dan unik karena memadukan gamelan Bali dan kompetisi mendongeng dari buku-buku yang ada dalam serial “The Tale of Didgit Cobbleheart.” Para peserta pun boleh memilih bahasa yang akan digunakan maupun menentukan maju sebagai pendongeng individual atau beregu.

Anak-anak serta para orangtua yang hadir dihibur dengan berbagai materi edutainment serial buatan Indonesia yang tidak kalah bagus kualitasnya dibandingkan dengan materi-materi sejenis buatan luar negeri. Serial “The Tales of Didgit Cobbleheart” ini terus berusaha menghadirkan terobosan-terobosan unik bagi kelompok tujuannya yaitu Guru-Orangtua-Anak, yang disingkat GOA. Manusia goa juga kemudian menjadi setting kisah perjalanan seorang anak yang bernama Didgit Cobbleheart, dari seorang anak yang nakal menjadi anak yang lebih baik setiap harinya.

Serial ini menjadi serial Indonesia yang paling beragam materinya. Ada animasi-animasi singkat dan keren yang bisa diakses melalui YouTube (Didgit Cobbleheart), komik interaktif setiap hari Rabu yang hadir di media sosial Facebook dan Twitter (Didgit Cobbleheart & @cobbleheart) dimana para pembaca bisa memberikan ide cerita sederhana dan penerbit akan membuatkan komik kerennya yang disertai oleh nama pemberi ide cerita. Bahkan, terobosan inovasi terus dilakukan dengan game online yang bernama “The HEART Sheriff” serta menghadirkan komik-komik animasi. Soundtrack “My Name is Didgit” yang ceria dan mengajak semua untuk saling mencintai pun selalu bisa mengajak anak-anak dan orangtua untuk bernyanyi sambil berdansa bersama.

“Kami tidak hanya menghadirkan buku-buku cerita, namun serial kami ini kami lengkapi dengan berbagai materi pendukung di media sosial kami. Jadi, bagi para orangtua yang khawatir akan konten-konten media sosial yang tidak tepat bagi anak, tidak perlu takut untuk menggunakan media sosial dari serial kami ini. Bahkan orangtua dan guru bisa memanfaatkan berbagai materi kami itu untuk memulai dialog dengan anak-anak.”

Helena menambahkan, “Kami juga sudah mengunjungi banyak sekali sekolah dan menggunakan materi-materi edutainment seri Didgit Cobbleheart ini sebagai inspirasi bagi anak-anak agar kelak bisa menjadi pribadi-pribadi yang tangguh dan berbudi luhur, mengenal akar dan leluhur mereka agar tidak menjadi kacang yang lupa pada kulitnya,” ujar Marketing Director Lily & Eddy ini.

Ibu yang enerjetik ini melanjutkan penjelasannya bahwa nama “Didgit” sebagai tokoh utama dari serial ini bisa bermakna ruas jari yang saling melengkapi satu sama lain. “Kami mau mengajak semua pihak agar sama-sama saling membantu agar anak-anak Indonesia bisa menjadi anak-anak yang pandai, berbudi luhur serta menggunakan hati dan jari jemari tangannya untuk hal hal baik. Dan sudah menjadi komitmen dan keunikan kami untuk selalu menggabungkan budaya Indonesia setiap kali kami menggelar acara,” ungkapnya.

Acara storytelling yang dihadiri oleh banyak anak ini pun menjadi semakin meriah oleh gelak tawa ketika permainan-permainan tradisional yang dirangkaikan di penghujung storytelling.

Di dalam setiap cerita dalam serial Didgit Cobbleheart ini selalu ada nuansa ‘berbuat baik itu keren’ atau ‘anak baik itu keren’ agar kelak kisah-kisah tersebut bisa membantu terciptanya generasi muda yang tidak hanya pandai namun juga memiliki hati yang mulia, bermartabat dan peduli.

Melalui kegiatan story telling ini, Helena juga mengatakan bahwa pihaknya ingin mengajak anak-anak belajar dengan gembira.

 Juara Kompetensi Story Telling

Dalam kompetisi Story Telling ini keluar sebagai Juara  sebagai berikut:

 Juara 1

Sekolah Paskalis 3 & St. Cicilia

  1. Feony Amelia Haryanto
  2. Tatiana Davina
  3. Marcella

 Juara 2

Sekolah IKKT Tunas Muda

  1. Clarysa Calestyn
  2. Karina Stephani

 Juara 3

Sekolah Saint Caroline

  1. Imelda Elena Hendarmin

Lily & Eddy mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung pengajaran nilai-nilai luhur kepada anak-anak, dan terus mencintai serta melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia. (PR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.