JAKARTA, AKSIKATA.COM – Keputusan pemerintah untuk batal memberikan insentif terhadap mobil hybrid alias hybrid electric vehicle sangat disayangkan oleh pihak Toyota Indonesia . Dikarenakan walaupun pertumbuhan penjualan jenis mobil ini sudah mulai meningkat di dalam negeri , namun belum cukup untuk dijadikan basis produksi dan ekspor .
Dalam persaingan industri padat karya , salahsatunya kendaraan bermotor rendah emisi semakin ketat . Kekhawatiran terjadi potensi Indonesia kehilangan pasar sangatlah besar apabila pemerintah telat melakukan transformasi .
Hal ini dikatakan oleh Bob Azam , Wakil Direktur Utama PT. Toyota Manufakturing Indonesia (TMMIN ) saat dihubungi wartawan belum lama ini .
” Harapan kita pemerintah konsisten mendorong investasi dengan orientasi pengurangan karbon , seiring kemajuan industri otomotif yang ditandai ekspor yang kuat , ” ujar Bob Azam .
” Namun kita harus bersiap untuk bertransformasi kepada produk rendah emisi ke depannya . Jika tidak atau terlambat , tentunya kita akan kehilangan kesempatan membangun industri padat karya ,juga ekspor dan teknologi tinggi , ” lanjut Bob Azam .
Menurut Bob juga sekalipun penjualan Hybrid lebih baik dari BEV ( battery electric vehicle) ,namun belum cukup untuk menjadikan Indonesia sebagai based ( basis produksi ) untuk domestik dan ekspor . Volume yang masih kurang dari 10 % terhadap pasar nasional adalah salahsatu indikator penjualan mobil hybrid belum bisa menjadi basis ekspor .
Berdasarkan data dari Gaikindo ,penjualan HEV naik 49 % menjadi 25.791 unit selama 6 bulan pertama 2024 ini . Sebaliknya , walaupun BEV tumbuh 104 % , volumenya masih 11 . 940 unit .
Praktis HEV telah menguasai 68 % pasar mobil listrik nasional selama 6 bulan pertama tahun ini , dengan total mencapai 37.731 unit .
Kendatipun begitu ,ironisnya penjualan HEV masih pada level 6 % terhadap pasar kendaraan roda empat atau lebih di skala nasional , dengan catatan angka 408.012 unit di periode yang sama.
“Masih banyaknya mobil hybrid yang diimpor juga menjadi tanda bahwa penjualan mobil hybrid nasional masih rendah , ” ucap Bob Azam lagi .
Dengan membandingkan kebijakan mobil hybrid di beberapa negara lain seperti Thailand dan China , menurut Bob Indonesia bisa mencontoh mereka dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik nasional .
BOb juga menambahkan bahwa kita juga perlu memberikan tambahan agar ekosistem elektifikasi berkembang di Indonesia , terutama electric parts seperti motor , PCU , transexcel , dan juga battery yang sampai saat ini masih minim investasi .