MEDAN, AKSIKATA.COM – Kasus tumor tulang dulu selalu berakhir dengan amputasi. Tindakan ini dilakukan untuk membuang anggota tubuh yang sudah dirusak oleh tumor, sehingga tumor tidak menyebar ke bagian lainnya. Tapi, kini pasien tumor tulang tak perlu takut lagi. Karena, penyakit ini sudah bisa ditangani dengan operasi limb salvage, tanpa amputasi.
dr Andriandi MKed(Surg) SpOT(K) dari KSM Orthopaedi dan Traumatologi dari RS Adam Malik, salah satu kasus tumor berbahaya pada tulang adalah giant cell tumor. Jenis ini merupakan tumor tulang agresif yang dapat merusak seluruh tulang di tubuh, terutama tulang anggota gerak. Menurutnya, dulu tim dokter akan melakukan tindakan amputasi untuk menyelamatkan pasien.
“Dahulunya, jenis tumor ini, yang sudah melibatkan seluruh permukaaan tulang dan jaringan sekitarnya, selalu dilakukan tindakan amputasi. Namun, kini dapat dilakukan tindakan operasi limb salvage atau operasi menyelamatkan tulang dengan berbagai metode, tanpa amputasi. Penanganan lebih kompleks adalah eksisi luas dan rekonstruksi dengan megaprosthesis, yang dilakukan apabila tumor telah menyebabkan kerusakan yang berat,” ungkap dr Andriandi.
Lebih lanjut dijelaskan Kepala Instalasi Pelayanan Eksekutif RS Adam Malik itu, tumor tulang biasanya terjadi pada orang dewasa dengan usia 20-40 tahun. Kasus ini sering menyerang bagian bawah tulang paha (distal femur), bagian atas tulang kering (proximal tibia), tulang pergelangan tangan (distal radius), dan bagian atas tulang panjang di lengan atas (proximal humerus).
“Gejala awal yang sering dirasakan pasien antara lain nyeri pada daerah yang terkena, dan bersifat progresif terutama pada malam hari. Nyeri disusul timbulnya benjolan pada daerah yang terkena. Pada kondisi yang sudah lanjut, benjolan dapat menyebabkan gangguan fungsi dari sendi dan dapat menyebar ke paru-paru, yang dapat berakibat fatal,” terangnya.
Belum lama ini, tim dokter orthopedi onkologi dari KSM Orthopaedi dan Traumatologi RS Adam Malik dipimpin dr Andriandi berhasil melakukan operasi limb salvage dan rekonstruksi defek tumor dengan megaprosthesis pada kasus tumor tulang di tungkai kiri bawah. “RS Adam Malik kali pertama menangani kasus giant cell tumor seperti ini, yang ditangani dengan rekonstruksi proximal tibia megaprosthesis untuk pertama kalinya di Medan,” sambungnya.
Disampaikannya, pasien mengalami tumor tulang yang menyebabkan terjadinya kerusakan berat dari lutut hingga pertengahan tulang kering kiri, akibat infiltrasi tumor yang sangat agresif. Sehingga, tim dokter memutuskan untuk melakukan operasi limb salvage dan tindakan rekonstruksi proximal tibia megaprosthesis yang berlangsung selama tujuh jam.
“Kesulitan utama dalam operasi ini adalah membuang tumor yang sudah menghancurkan tulang, dengan menyelamatkan pembuluh darah, saraf, dan otot-otot yang masih vital atau sehat, agar fungsi pergerakan tungkai dapat maksimal. Setelah tumor dapat dibebaskan dari jaringan yang sehat, tindakan dilanjutkan dengan pemasangan protesa (implan) untuk mengganti defek tulang terkena tumor, yang disebut dengan operasi megaprosthesis,” jelas dr Andriandi.