Menjadi anak seorang legendaris Bokir, ternyata tidak selamanya membawa kebahagiaan, terbukti, sabar Bokir, putra ke empat dari lima bersaudara ini mengaku pernah dibayar Rp 20.000 saat dirinya manggung.
“Yah begitulah, kadang-kadang menjadi seniman tradisional, padahal, selayaknya, panitia mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, tapi mau dibilang apa,” kata ayah 3 putri ini.
Berangkat dari kejadian itu, Sabar mengaku akan terus memperbaiki manajemen keartisan seniman tradisional, yang kini akan dikelolanya secara profesional.
Diungkapnya, mengenai profesinya yang sekarang dimulai saat Sabar, ikut-ikutan dengan Bokir, saat seniman hebat itu akan pentas. Sekalipun dia tidak pernah dilibatkan pada pementasan Haji Bokir.
“Saya mah, sekalipun ‘gak diajak’ saya naik saja ke mobil pengangkut perabotan panggung, nah saat itulah dimujlai proses melihat dan belajar tari topeng dari bapak saya,” jelasnya dalam logat Betawi.
Semakin rutin Sabar ikut-ikutan pementasan Bokir, akhirnya dia pun berkesempatan main sebagai tokoh anak-anak di panggung. Padahal yang secara khusus dibina bapak adalah abang saya, tapi Tuhan memberi saya takdir untuk melanjutkan profesi bapak hingga sekarang.
Dari rajinnya dia ikut Bokir, Sabar mengaku dirinya diberi uang lima ribu rupiah, namun tanpa di sadari, bahwa ternyata uang itu hanya sekedar uang jajan saja, dan selebihnya ditabung pak Bokir, kemudian sejumlah sisa uangnya diberikan ke Sabar pada saat perayaan Idul Fitri.
Sabar yang tak henti melestarikan budaya Betawi, mengaku pernah dikeluarkan dalam sebuah sinetron, gara-gara memilih pentas bersama topeng Setia Warga.
“Waktu itu saya sudah kordinasi dengan pihak production house jauh-jauh hari, saya bilang jika di saat itu saya sudah punya jadwal di Setia Warga, dan mereka menyetujui, namun di hari H, ternyata bentrok, dan akhirnya saya memlih dikeluarkan dari sinetron tersebut, ketimbang saya tidak main topeng,” jelasnya tanp[a mau mengungkapkan pihak PH dan judul sinetronnya.
Diungkapnnya pula, belum banyak orang yang mengetahui bahwa sebenarnya nama pertama yang disandang Sabar itu adalah Sukria, dan perubahan nama itu bermula ketika kaki Sukria patah gara-gara terjepit di sela perabotan pangung. “Setahun saya seperti suster ngesot ‘gak bisa jalan’, akhirnya pak Bokir, mengganti nama saja dari Sukria menjadi Sabar,” timpalnya.