JAKARTA, AKSIKATA.COM — Memperingati Hari Solidaritas Internasional untuk Palestina yang jatuh pada 29 November, Adara Relief Internasional menggelar acara ‘Women Speak Up For Palestina’, dengan tema ‘Your Silence is Killing’, Sabtu (25/11/2023), di Restoran Al Jazeera, Jakarta Timur. Sejumlah tokoh perempuan dari berbagai kalangan dan profesi hadir menyuarakan kepedulian mereka terhadap agresi yang berlangsung di Gaza.
Direktur Utama Adara Relief Internasional Maryam Rachmayani mengatakan,saat ini kebanyakan media internasional bungkam terhadap isu Palestina. “Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menyuarakan Palestina, jangan pernah bosan apalagi berhenti hingga penjajahan itu berakhir, karena ‘your silence is killing’. Diamnya kita, berarti merestui genosida yang sedang terjadi di Gaza,” serunya.
Maryam mengatakan, agresi bukan hanya telah mengakibatkan korban kematian sebanyak lebih dari 15.000 jiwa, termasuk sekitar 6.000 anak dan 4.000 perempuan, tetapi juga meninggalkan banyak luka fisik maupun psikis yang membutuhkan pemulihan dalam jangka panjang. Selain itu, ribuan anak telah menjadi yatim dan platu baru dan perempuan-perempuan menjadi janda, di tengah kondisi Jalur Gaza yang hancur lebur dan perekonomian berhenti total.
“Kami berkomitmen untuk membangun kembali Gaza dengan mendirikan klinik kesehatan, pusat bantuan untuk kebutuhan anak dan perempuan, serta taman bermain anak. Selain itu, 2.000 yatim akan mendapatkan kesempatan melanjutkan masa depannya melalui program Dekap Yatim Palestina, 1.000 penghafal Al Qur’an setiap tahun akan dilahirkan dari Gaza melalui program HAQ (Hidupkan Ahlul Qur’an),” tambah Maryam.
Sementara itu, Rabab Awadh, sekretaris Global Woman Coalition for Al Quds and Palestine (GWCQP) menyampaikan bahwa peran perempuan sangat penting dalam membela dan menyuarakan Palestina.
“Kita harus fokus pada pendidikan generasi anak-anak kita, mereka harus tahu sejarah dan fakta mengenai apa yang terjadi saat ini di Palestina. Anak-anak kita saat ini dengan izin Allah kelak akan menjadi generasi pembebas yang berkontribusi dalam terwujudnya kemerdekaan Palestina yang waktunya hanya berjarak dua ujung busur panah bahkan lebih dekat dari itu,” dia berucap.
Desy Ratnasari, Komisi X DPR RI , menyatakan bahwa kita harus melakukan apa pun yang kita bisa: berdoa, berdonasi, bergerak, dan tidak berhenti untuk menyuarakan Palestina.
“Kita bisa menyumbangkan tenaga dan pikiran kita untuk menggugah pimpinan negara kita, mereka yang memiliki kekuasaan dan kewenangan untuk mengambil kebijakan dan keputusan membantu saudara-saudara kita di Palestina. Bahwa perang membawa duka terutama bagi ibu dan anak, sudah banyak ibu dan anak menjadi sasaran perang,” tandasnya.