Tari Pensiun Karena Sambal Matah

Rutinitas menjadi karyawati tahunan, akhirnya Tari BT, yang merupakan salah seorang pecinta fotografi ini, memutuskan untuk mengembangkan kemampuan kuliner yang dimilikinya.
Berbeda dengan dunia fotografi, kecintaan Tari pada urusan masak memasak, ternyata lebih kuat.
Sehingga pada akhir tahun 2019 Tari mengambil tawaran pensiun dini dan mulai serius mengembangkan Matah Bete. Tari BT memulai usaha kulinernya saat menjadi karyawan di Jakarta Barat. Sebelum berangkat ke kantor, ia mengerjakan pesanan teman-temannya. Bahkan, pada Sabtu dan Minggu, Tari BT membuka pesanan online di rumah.
Berlanjut dari hobi memasaknya, Tarini perlahan merintis usaha kuliner mulai dari ayam geprek hingga spesialis matah. Berbahan dasar sambal matah, Tari BT mengolah dan memadukannya menjadi beragam varian menu yang lezat dan menggugah selera.
Sambal matah merupakan sambal tradisional khas Bali yang berbahan mentah tanpa digerus. Di tangan Tari BT, sambal matah hadir dan menyatu dalam menu seperti nasi matah ayam pandan, nasi goreng matah, nasi matah, mie goreng matah, ayam geprek sambal matah dan menu lain yang serba matah.
Ditemani Bang Yan suaminya, melakukan riset menu makanan apa yang cocok untuk menemani sambal. “Yang masih tinggi peminatnya itu ayam geprek. Sebenarnya, ayam geprek persaingannya sudah tinggi, tapi kerena baru memulai, yang penting mengerti dulu dunia usaha. Yang penting ciri khasnya dari sambal Nusantara ini,” terang Bang Yan.
Karena itu wajar jika Matah Bete pernah terpilih tayang di Bikin Laper Trans TV. Juga menjadi pemenang bersama 3 besar dalam event inkubasi bisnis yang digelar oleh Gojek dan Kampus UNS pada 2021.
Dari berbagai varian sambal Nusantara, ternyata sambal matah paling disukai konsumen. Akhirnya kita putusin ambil spesialis matah.
Perlahan mereka berusaha mengubah image dari ayam geprek ke spesialis matah. “Jadi bukan hanya ayam gepreknya saja yang jadi unggulan, tapi matahnya,” imbuh Bang Yan.
Matah Bete pun mulai menyajikan bermacam varian menu seperti nasi goreng matah, nasi matah ayam pandan, mie goreng matah, dan lain-lain. Sampai sekarang nasi goreng matah jadi menu favorit.
Selama kurang lebih setahun merintis Matah Bete, menurut TarI BT respon konsumen terbilang bagus. Mereka merasa ketemu makanan unik, rasanya enak, dan harganya terjangkau. Bahkan, beberapa perusahaan berulang kali order ke Matah Bete untuk kegiatan-kegiatan mereka.
Meskipun sudah membuka kedai Matah Bete, Tari BT tetap jemput bola dengan menawarkan ke kantor-kantor, mengikuti event dan membuka stand.
Ke depan, Matah Bete akan terus mengembangkan formula masakan agar tetap enak atau makin enak, serta menjaga cita rasa. Delivery dan servis juga terus ditingkatkan agar makin cepat dan terjamin aman sampai di tujuan.
Memang benar, hasil itu tidak pernah menghianati proses. Perjalanan membangun brand memang tidak mudah. Karena Matah BeTe ciri khasnya beda dari yang lain. Mengangkat keunikan sambal matah yang diolah menjadi berbagai menu lezat, seperti nasi goreng matah, nasi matah gurih, mie goreng matah, mie matah, nasi matah ayam pandan khas Thailand, nasgor matah ayam geprek, dan lain-lain. Tapi setiap perjalanan ini menjadi story yang menarik seperti cerita di atas..
Ciri khas yang beda banget inilah yang akhirnya kadang butuh awareness dulu ke orang-orang, karena tidak semua orang familiar dengan sambal matah. Dan banyak yang mengira menunya hanya dicampur sambal matah saja. Padahal Matah BeTe benar-benar berinovasi menciptakan bumbu matah yang ngeblend dimasak dengan olahan berbagai menu Matah BeTe, seperti nasi goreng matah dan lain-lain.
Setelah merasakan, mereka sering merasakan sensasi cita rasa baru, yang justru bikin mereka datang lagi ketagihan. Itu pula yang membuat Matah BeTe bisa terpilih masuk Bikin Laper TRANS TV, 300 TOP besar Diplomat Success Challenge Nasional. Dan juga menang inkubasi bisnis GOJEK X UNS mendapatkan sewa gratis cloud kitchen. Dan masuk beberapa media.
Itulah sebabnya suami Tari BT merelakan bidang kerjaannya dengan fokus membantu Matah BeTe. Apalagi usahanya berdiri saat awal pandemi 2020, di mana lockdown diberlakukan di mana-mana. Diperlukan kreatifitas dengan membuat ayam geprek sambal matah frozen, nasgor matah frozen, dan mie matah frozen. Sehingga tetap berkembang selama pandemi. Usaha yang awalnya buka di Bantul Jogja ini, hampir setiap hari menerima orderan dari Jabodetabek. Bahkan sampai Surabaya, Bali, Makasar, dan Sumatera.
Matah BeTe saat ini akan menginjak tahun keempat. Kreatifitas dan penyempurnaan terus-menerus usaha akan terus berproses tiada henti layaknya sebuah kisah berseri. Tapi semua itu akan lebih langgeng dirindukan konsumen, apabila dikerjakan dengan rasa cinta, walaupun dengan bidang keahlian masing-masing.
Seperti tagline Matah BeTe, “Love makes the invisible visible.
Cooking makes the invisible taste visible love.” kini Matah BeTe di Rasuna Garden Food Street.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *