Kisah Ratu Kalinyamat, Pendekar Perang Asal Jepara yang Baru Dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional

JAKARTA, AKSIKATA.COM – Ratu Kalinyamat dinobatkan sebagai pahlawan nasional Indonesia, bertepatan dengan Hari Pahlawan, Jumat 10 November 2023 oleh Presiden Joko Widodo. Penetapan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional sebagai Keputusan Presiden Nomor 115-TK-TH-2023 tertanggal 6 November 2023.

Ratu Kalinyamat memiliki nama asli Retna Kencana, merupakan sosok perempuan tangguh yang berasal dari Jepara. Sosoknya banyak terekam dalam naskah-naskah tradisional maupun catatan-catatan penjelajah dunia yang singgah di pesisir Nusantara.

Ratu Kalinyamat berkuasa di wilayah Kalinyamat (1550-1579), satu daerah merdeka di Jawa Madura pada zaman itu, selain Cirebon, Banten, Jayakarta, Prawata, Pajang, Kedu, dan Madura. Dia dikenal sebagai sosok pemimpin Jepara yang terkenal bijaksana dan pemberani.

Nama asli Ratu Kalinyamat adalah Retna Kencana, puteri Sultan Trenggono, raja Demak (1521-1546). Pada usia remaja ia dinikahkan dengan Pangeran Kalinyamat, putra Sultan Ibrahim dari Aceh, Sultan Mughayat Syah. Suaminya diberi gelar Pangeran Hadiri yang bermakna hadir dari Aceh ke Jepara.

Namun, pernikahannya tidak berlangsung lama karena Pangeran Hadiri wafat karena terbunuh dibunuh oleh utusan Arya Penangsang, saat terjadi konflik keluarga di Kesultanan Demak, pada tahun 1549.

Sepeninggal suaminya, Ratu Kalinyamat menggantikan Pangeran Hadiri menjabat sebagai raja di Jepara, menguasai wilayah Kudus, Pati, Rembang, dan Blora.

Ratu Kalinyamat bersikap anti terhadap Portugis. Dia dikenal memiliki pasukan perang yang tangguh dan teruji. Pada tahun 1550 ia mengirim 4.000 tentara Jepara dalam 40 buah kapal untuk memenuhi permintaan Sultan Johor membebaskan Malaka dari kekuasaan bangsa Eropa itu.

Pasukan yang dipimpinnya sempat masuk ke Malaka, tetapi setelah panglima perangnya gugur, pasukan pun mundur kembali ke Jepara.

Sekitar 24 tahun kemudian, tepatnya pada Oktober 1574, ia mengirim ekspedisi yang digabungkan tentara dari Aceh yang Sultan Riayat Syah dari Kesultanan Aceh untuk menggempur kedudukan Portugis di Malaka.

Ekspedisi kedua itu berkekuatan 300 kapal, 80 di antaranya berukuran sangat besar, dengan jumlah prajurit mencapai 15.000 orang. Serangan ini berhasil mematahkan dominasi Portugis meski harus mengorbankan 2.000 nyawa tentara Ratu Kalinyamat. Pasukan Kalinyamat sempat berhasil masuk ke wilayah Portugis.

Meskipun dua kali mengalami kekalahan, tetapi Ratu Kalinyamat telah menunjukkan bahwa dirinya seorang wanita yang gagah berani. Bahkan Portugis mencatatnya sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame, yang berarti “Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani.

Selain itu, ada pula yang menyebutnya sebagai “De Kranige Dame”, yakni perempuan tangguh dan gagah berani yang tidak kenal takut.

Ratu Kalinyamat meninggal pada 1579, karena tak punya anak kandung, kekuasannya oleh Pangeran Arya dari Banten, yang kemudian bergelar Pangeran Jepara, salah satu keponakan yang diangkatnya sebagai anak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.