L’Oréal Paris dan JakLingko Indonesia Sosialisasikan Metodologi Intervensi 5D untuk Lawan Pelecehan Seksual di Ruang Publik

JAKARTA, AKSIKATA.COM – Memperingati Hari Perempuan Internasional di bulan Maret, L’Oréal Paris bersama PT JakLingko Indonesia, PT KAI (Persero), PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), PT LRT Jakarta, PT MRT Jakarta, dan PT Transjakarta menggelar kampanye bersama Stand Up Melawan Pelecehan Seksual di Transportasi Umum. Acara ini bertujuan untuk memberikan pembekalan efektif dalam melawan pelecehan seksual di ruang publik dengan menggunakan Metodologi Intervensi 5D L’Oréal Paris yang dikembangkan bersama dengan para pelatih profesional.

Metode Intervensi 5D (Dialihkan, Dilaporkan, Dokumentasikan, Ditegur, dan Ditenangkan) telah diakui oleh sejumlah ahli sebagai pilihan yang aman, mudah diaplikasikan, praktis, dan efektif untuk digunakan baik bagi saksi maupun korban pelecehan seksual sebagai solusi yang dapat membantu saksi untuk berani mengambil tindakan.

Menurut Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Risal Wasal, jumlah penumpang wanita mendominasi perjalanan KRL Jabodetabek sebesar 53% berdasarkan data hasil survey yang diadakan oleh DJKA pada tahun 2022 melibatkan lebih dari 2000 responden. Selain itu, mobilitas masyarakat Jabodetabek khususnya yang menggunakan KRL pada tahun 2023 rata rata pergerakan masyarakat dengan KRL mencapai lebih dari 750.000 per hari (Sumber: Laporan Penumpang Harian KCI 2023), dari sejumlah 750.000 penumpang per hari ini, didominasi penumpang wanita.

Belakangan ini, tindakan pelecehan seksual kerap terjadi di dalam sarana transportasi umum, yang rentan dialami oleh kaum wanita. Melalui kegiatan kampanye bersama lawan pelecehan seksual di transportasi umum ini, Risal mengajak masyarakat pengguna transportasi umum untuk membangun kesadaran saling menjaga kenyamanan dan keselamatan pengguna transportasi umum, khususnya dari tindakan pelecehan seksual.

” Secara kolaboratif, dengan operator dalam membuat upaya-upaya preventif kami terus upayakan. Namun tentunya upaya ini membutuhkan kerjasama yang baik dari masyarakat itu sendiri sebagai pengguna transportasi umum. Untuk itu mari kita jaga hak dan martabat kaum wanita pengguna transportasi umum, jangan renggut rasa nyaman dan rasa aman pengguna transportasi umum lainnya,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta terus berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta dalam rangka memerangi pelecehan seksual di angkutan umum dengan konsisten melakukan pembinaan kepada Petugas Penanganan POS SAPA yang saat ini ada di 23 halte Transjakarta, 13 stasiun MRT dan 6 stasiun LRT.

“POSSAPA ini adalah pos pengaduan terdekat dalam rangka pencegahan dan penanganan tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Para petugas sudah dibekali psikologi sederhana untuk menenangkan korban dan secara cepat membawa pelaku ke kantor Polisi untuk segera diproses sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual,” ujarnya.

Cinta Laura, L’Oréal Paris Brand Ambassador dan Stand Up Advocate mengatakan, berdasarkan data IPSOS, 91% orang pernah menyaksikan pelecehan seksual di ruang publik dan tidak tahu harus berbuat apa, sedangkan 71% mengatakan situasi akan membaik jika seseorang membantu.

“Hari ini saya berkesempatan untuk berbincang dengan para komuter dan petugas transportasi umum, serta menggali lebih dalam mengenai fenomena ‘bystander effect’ untuk memahami mengapa sebagian dari para komuter yang menyaksikan pelecehan mungkin ada yang enggan melakukan intervensi pada saat kejadian. Dengan mendengar langsung dari mereka, saya mendapatkan perspektif lebih luas akan pentingnya pemahaman masyarakat akan teknis Metode Intervensi 5D agar para saksi dapat melakukan intervensi secara efektif untuk melawan kejadian pelecehan seksual di ruang publik,” katanya.

“Bystander effect” atau “efek pengamat/saksi” adalah teori psikologi sosial yang menunjukkan reaksi psikologis ketika seseorang membutuhkan pertolongan tapi orang-orang disekitarnya tidak ada yang membantu karena sama-sama beranggapan bahwa akan ada orang lain yang akan menolong korban, sehingga pada akhirnya tidak ada orang yangmenolong sama sekali. Fenomena bystander effect ini menjadikan para saksi terpaku.

Melanie Masriel, Chief of Corporate Affairs, Engagement & Sustainability L’Oréal Indonesia mengatakan, sejak lebih dari 52 tahun yang lalu, L’Oréal Paris telah menggaungkan pesan pemberdayaan perempuan melalui “Because you’re worth it”.

“Inilah mengapa L’Oréal Paris mengusung gerakan Stand Up untuk melawan pelecehan seksual yang dapat mengganggu self-worth kita, melalui upaya nyata yang memobilisasi semua pemangku kepentingan dan membekali masyarakat yang sekiranya mengalami fenomena bystander effect dalam menyaksikan peristiwa pelecehan seksual di ruang publik untuk dapat bertindak secara efektif melalui Metode Intervensi 5D ini,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.