JAKARTA, AKSIKATA.COM – Economist Intelligence Unit menempatkan Malaysia di urutan kedua dalam memberikan hal perawatan dan pelayanan pengobatan kanker di Asia Pasifik dan negara yang paling siap ketiga secara keseluruhan.
Terkait Hari Kanker Sedunia yang dirayakan pada bulan ini, Malaysia memanfaatkan keunggulannya dalam bidang Onkologi. Salah satu fokus yang dijabarkan dalam Malaysia Healthcare Travel Industry Blueprint (2021-2025) adalah membangun dan memperkuat posisi Malaysia sebagai Pusat Perawatan Kanker Terkemuka di kawasan ini.
“Dengan pengalaman dalam pengobatan kanker selama lebih dari empat dekade, pasien kanker dari seluruh dunia dapat tenang dan merasa terjamin dengan mengetahui bahwa sektor onkologi kami sudah maju,” ujar Mohd Daud Mohd Arif, CEO dari Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC).
Malaysia menawarkan akses kepada wisatawan kesehatan ke sekitar 136 onkolog medis dan klinis di sektor publik dan swasta, dan di 36 dari 83 rumah sakit di jaringan rumah sakit Malaysia Healthcare hingga saat ini. Rumah sakit ini memiliki perlengkapan yang lengkap untuk mengatasi berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara, paru-paru, nasofaring, kolorektal, dan limfoma.
Selain itu, lembaga medis Malaysia menyediakan berbagai macam layanan, termasuk pemeriksaan dan diagnosis kanker, operasi, radioterapi, kemoterapi, terapi biologi, dan terapi hormon. Layanan pendukung seperti konseling, fisioterapi, dan manajemen nyeri juga tersedia di banyak tempat.
Karena setiap jenis kanker membutuhkan perawatan yang berbeda, yang biasanya terdiri dari operasi, radioterapi, dan dalam beberapa kasus, immunoterapi dan terapi target, biaya perawatan secara keseluruhan akan berbeda-beda. Malaysia memiliki reputasi dalam memberikan pengobatan berkualitas yang terjangkau, dibandingkan dengan biaya di negara lain.
Menurut Dr. Chong Kwang Jeat, Konsultan Onkologi Klinis di Mahkota Medical Centre, “Malaysia, dibandingkan dengan negara lain, memberikan layanan kanker yang sangat baik dan berkualitas tinggi dengan harga yang sangat terjangkau,” katanya.
“Subang Jaya Medical Centre (SJMC) memiliki tim ahli patologi khusus yang dapat melakukan tes kanker seperti tes molekuler atau biopsi. Melakukan ini secara internal lebih efektif dari segi biaya daripada harus melakukan tes di luar negeri,” ungkap Catherine Lee May Ling, Direktur Pusat Imaging Cancer and Radiosurgery Centre di SJMC.
Menurut Dr. Malwinder Singh Sandhu, Konsultan Onkologi Klinis di Pantai Hospital Kuala Lumpur (PHKL), setelah pasien didiagnosis menderita kanker, mereka akan dicek lebih lanjut oleh tim dari multidisiplin yang akan memberikan rencana pengobatan yang terbaik bagi pasien. Tim ini akan terdiri dari ahli radiologi, ahli patologi, dokter, ahli bedah, dan ahli onkologi.
“Di PHKL, kami berusaha untuk selalu menjadi yang terbaik dalam apa yang kami lakukan dan selalu mengikuti perkembangan terbaru dalam teknologi dan penelitian. Kami berharap untuk selalu menjadi yang terdepan dalam memberikan hasil terbaik yang berdasarkan bukti, berorientasi pada hasil yang terbaik untuk pasien kami,” ungkap Dr. Malwinder.
Dalam perang melawan kanker, pengobatan yang dipersonalisasi mulai populer. “Menggunakan teknologi canggih, sebuah sentra kanker dapat menyesuaikan rencana pengobatan dengan kebutuhan individu pasien, mengarah pada hasil yang lebih baik dan menutup celah antara perawatan dan pemulihan,” jelas Dr. Ivan Shew Yee Siang, Onkolog Klinis Konsultan di Sunway Medical Centre.
Menurut NCD Alliance, kanker adalah penyebab utama kematian terkait penyakit kronis di dunia, dengan sekitar 10 juta orang meninggal akibat penyakit ini setiap tahun. Meskipun beban global akibat kanker semakin meningkat, setidaknya 1/3 dari kasus kanker dapat dicegah, dan banyak kasus serta kematian dapat dicegah melalui pencegahan dan deteksi dini.
Tahap pada saat diagnosis adalah salah satu prediktor utama dari hasil akhir kanker. British Medical Journal menyatakan bahwa tingkat kelangsungan hidup pada satu dan lima tahun untuk Sebagian besar kanker lebih tinggi jika kanker terdeteksi lebih awal (pada stadium 1) dibandingkan jika terdeteksi lebih belakangan.
“Saat Malaysia mengembangkan sistem Kesehatan kami untuk memperkenalkan lebih banyak pengobatan yang bersifat preventif selain pengobatan kuratif, kami sangat mendorong masyarakat dunia untuk lebih serius mengambil tanggung jawab atas kesehatan mereka dengan mendorong mereka untuk memanfaatkan layanan pemeriksaan kesehatanterbaik yang tersedia di Malaysia,” kata Mohd Daud.