BOGOR, AKSIKATA.COM – Dr. Arinana, S.Hut, MSi, Dosen dan peneliti Bio ekologi dan pengendalian rayap teknologi proteksi dan peningkatan mutu kayu Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB menyampaikan tidak semua rayap menimbulkan kerusakan yang begitu parah.
Menurutnya, ada beberapa jenis rayap tanah yang menimbulkan kerusakan cukup parah pada property bangunan dari genus Coptotermes sp. Sedangkan jenis – jenis rayap lain kemungkinkan tidak menimbulkan gejala serangan yang cukup parah.
Arinana menjelaskan, rayap merupakan serangga yang memakan segala sesuatu yang mengandung selulosa, di mana selulosa yang paling sering didapatkan adalah dari kayu, semakin rendah kualitas keawetan kayu maka semakin mudah rayap untuk memakan kayu tersebut.
“Dan itu yang terjadi pada properti yang biasa kita punyai saat ini dikarenakan kayu yang dipakai sebagai bahan baku furniture tersebut didapat dari tananam hutan yang dibudidayakan,” katanya dalam workshop identifikasi jenis rayap dan pengenalan teknologi pemipaan pengendalian rayap Termidrip™ yang digelar bekejasama PT Alselindo Tunggal Solutama (ATS) di Kampus IPB, Kamis (16/2/2023).
Dia menyebut semakin kurangnya kayu alami dengan tingkat keawetan kayu diatas 5 tahun atau Kelas 1 sehingga penggunaan kayu yang mayoritas saat ini digunakan adalah jenis kayu dengan Kelas 3 atau 4 yaitu jenis kayu pohonnya cepat tumbuh minimal diameter diatas 20 cm dalam 5 tahun.
Direktur Pengembangan Usaha PT ATS, Alghienka Defaosandi menjelaskan teknik pengendalian rayap jenis terbaru yang diperkenalkan pada kegiatan kali ini yaitu dengan menggunakan teknologi pemipaan dinamakan “TermiDrip”.
Pada workshop tersebut juga dilakukan praktik identifikasi rayap menggunakan mikroskop untuk mengenali teknik pengendalian yang ideal pada rayap.
TermiDrip ini merupakan sistem revolusioner pengendalian rayap dengan metode pemipaan yang menggunakan emitter pada tetesan di pipa sehingga volume larutan yang dikeluarkan dapat merata.
“TermiDrip™ merupakan sistem yang memudahkan Operator untuk aplikasi ulang paska konstruksi dengan mudah dan cepat, serta mampu mengatur jumlah air dan chemical dapat terdistribusi dengan lebih merata” ujar Alghienka Defaosandi.
Dijelaskan kembali olehnya, bagaimana Termidrip™ bekerja yaitu dengan mengalirkan larutan air dengan termitisida mengelilingi bangunan, dengan dilengkapi emitter yang unik sehingga mampu mendistribusikan larutan dengan merata dan presisi. Teknologi ini akan membuat turbulensi larutan yang menghasilkan tetesan yang mendekati rata dengan rerata variasi aliran 10-15%.
Perbandingan sistem TermiDrip™ dengan pengendalian pemipaan lainnya antara lain TermiDrip™
memiliki emitter yang unik untuk meratakan tetesan larutan termitisida pada tanah, mengacu pada standar SNI, komponen yang terbukti tahan bahan kimia larutan pestisida dan aplikasi yang mudah dan cepat. Sedangkan sistem pemipaan lainnya tidak memiliki emitter, hanya dilubangi manual atau pipa berpori-pori, komponen – komponen yang digunakan bukan standar tahan bahan kimia pestisida dan tidak tahan lama.
Pada kesempatan yang sama, perwakilan dari PT Larusa Adi Sumindo Bapak Achmad Satimo memberikan testimoni sebagai salah satu pengguna sistem TermiDrip™ yang sudah lebih dari puluhan project mengatakan sistem ini memberikan keleluasaan dan kemudahan dalam instalasi dan memberikan nila tambah sebagai perusahaan Pest Control didepan para Arsitek / Kontraktor karena inovasinya dalam pengendalian rayap jangka panjang.
Kegiatan dilanjutkan dengan simulasi pemasangan sistem TermiDrip™ dilapangan yang dipimpin oleh Direktur PT ATS Bpk Januar Parlindungan.