DEPOK, AKSIKATA.COM – Rencana Polda Metro Jaya membuat lintasan balap khusus bagi pelaku street race di kawasan Ancol, ditanggapi positif akademisi Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati. Menurutnya, hal ini tepat sebagai sarana memfasilitasi pelaku balapan liar dengan 39 titik rawan di wilayah DKI Jakarta.
“Inisiatif ini menjadi sangat strategis, khususnya dalam upaya menyelamatkan banyak aset SDM Indonesia. Mengingat data kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polda Metro Jaya yang melibatkan sepeda motor periode Januari hingga 20 Desember 2021 terdapat 7.436 jatuh korban. Dengan status meninggal dunia sebanyak 455 orang, dan jumlah kerugian material sebesar Rp7.175.650.00,” kata pengajar dan peneliti Vokasi UI itu, Sabtu (25/12/2021).
Devie mengatakan, mengatasi masalah balap liar tidak bisa dilakukan sendiri. Inisiatif yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya dengan menggelar serial balapan selama 4 kali dalam setahun, dimulai 15 Januari 2022 merupakan langkah maju dalam upaya merangkul para pelaku balapan liar yang berasal sebagian dari kalangan muda.
“Berbagai studi memang menunjukkan bahwa ‘kecepatan’ memang menjadi ‘jati diri’ setiap anak muda. Berkendara dengan kecepatan yang berisiko akan selalu hadir di setiap masa, selama adanya anak muda, sebagai anak kandung zaman,” ungkapnya.
Belajar dari Amerika Serikat yang semenjak tahun 1951 mendirikan apa yang disebut National Hot Rod Associaton (NHRA), yang kemudian menarik para pelaku balap liar di sana untuk melakukan aksi balap dan kompetisi di kawasan yang sudah diorganisir dengan baik.
Bahkan akhirnya dari NHRA ini muncul banyak talenta-talenta balap, yang kemudian melanggeng ke ajang balapan resmi. Hal ini karena NHRA adalah badan terbesar di dunia yang mengelola balap jalanan dengan 5.000 events.
Ini merupakan salah satu intervensi sosial sukses yang pernah ada di dunia. Oleh karenanya, Devie melihat gagasan Street Racing Polda Metro Jaya akan mampu menjadi model penanganan kasus balap liar.
Yang menjadi daya tarik dari inisiatif ini ialah, bagaimana intervensi ini tidak hanya dimaksudkan untuk mengatasi fenomena balapan, namun juga menghidupkan ekosistem balapan yang terdiri dari banyak pihak.
Seperti mekanik, joki, ahli modif, sekolah safety driving, pemda, influencer, swasta, akademisi, termasuk menggerakkan ekonomi rakyat, dengan akan hadirnya UMKM dan pedagang-pedagang kecil di arena balapan.
Dia menambahkan, di tengah – tengah mulai terbitnya Indonesia sebagai salah satu ‘matahari balapan dunia’ dengan kehadiran Mandalika, inisiatif ini juga diharapkan mampu menjadi salah satu ‘sekolah balap’ yang melahirkan alumni-alumni yang siap menjadi atlet nasional dan berlaga di ajang internasional.
“Kita harapkan mampu mencegah kembali menetesnya air mata para ibu akibat harus menderita melihat anak dan keluarganya yang mengalami luka ringan, berat hingga kematian, karena perilaku berisiko di jalanan, salah satunya balap liar,” tutupnya. (humas polri)