JAKARTA, AKSIKATA.COM – Geram dengan datangnya puluhan tenaga kerja asing (TKA) China yang melenggang bebas masuk wilayah Indonesia di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Gatot Nurmantyo minta pemerintah jangan hanya bisa keras ke rakyat.
Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dan mantan Panglima TNI ini menyatakan, PPKM Darurat harus dilakukan sungguh-sungguh.
“Tidak hanya keras dan ketat kepada warga sendiri, tapi longgar dan abai terhadap pelancong dan TKA yang hingga kini tampak sangat longgar dan leluasa masuk-keluar Indonesia,” katanya dalam keterangan persnya dikutip, Selasa, (6/7).
Selain minta kebijakan PPKM Darurat dilakukan serius, Gatot juga minta pemerintah harus menjamin ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat miskin terdampak.
“Dalam kondisi kedaruratan, harus dipastikan semua logistik cukup dan memadai. Sebab, logistik adalah kunci keberhasilan kondisi darurat,” katanya.
Ia pun menyarankan pemerintah menggalakkan tes Covid-19 mandiri seluasnya untuk mencegah penyebaran wabah, khususnya bagi orang tanpa gejala maupun gejala ringan.
Pemerintah juga harus menjamin ketersediaan logistik obat dan vitamin yang mengalami kenaikan harga secara tidak wajar selama PPKM Darurat.
Gatot mendorong agar pemerintah juga perlu memberikan subsidi pada industri farmasi nasional, industri jamu, dan UKM farmasi untuk memproduksi obat dan vitamin yang dapat membantu mengobati Covid-19 dan meningkatkan imunitas.
Meski begitu, ia mengapresiasi keputusan pemerintah menerapkan PPKM Darurat Jawa-Bali.
“PPKM Jawa-Bali adalah langkah yang tepat, perlu mendapatkan apresiasi untuk menghentikan penyebaran yang lebih luas lagi, terutama antarpulau,” katanya.
Gatot melihat lonjakan kasus Covid-19 dalam sebulan terakhir dengan temuan jenis varian baru telah berkembang luas di banyak kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan.
Bahkan telah menyebar hingga di kota-kota kecil, seperti Kudus, Sleman, Bangkalan. “Kondisi tersebut sungguh memprihatinkan dan mengkhawatirkan,” katanya.
Lonjakan kasus juga berakibat daya tampung pasien Covid-19 di hampir semua rumah sakit di Jawa-Bali dilaporkan sudah penuh.
Menurut Gatot, kondisi tersebut makin berat karena selain jumlah tenaga kesehatan tidak memadai, juga banyak menjadi korban.
Meski mendukung PPKM Darurat, Gatot mengungkapkan bahwa pemerintah harus memahami dan menyiapkan kondisi kegawatdaruratan dalam skenario paling buruk.
Ia menuturkan, dibutuhkan koordinasi dan konsolidasi yang solid, kompak, dan terukur antara pemerintah pusat dan daerah agar seiring sejalan dan sepenanggungan.*