JAKARTA,AKSIKATA.COM – Pemerintah terus memacu kinerja program tol laut agar semakin efektif dan efisien dalam melayani distribusi logistik di wilyah Indonesia untuk menghilangkan disparitas harga antar wilayah Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat menjadi pembicara kunci dalam kegiatan Webinar Optimalisasi Program Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang di Laut Tol Laut yang diselenggarakan Kemenerian Perhubungan, Kamis (10/6).
Menko Luhut menyampaikan apresiasi kepada Kemenhub, kementerian dan lembaga terkait, serta Pemerintah Daerah yang telah bekerja keras mengoptimalisasi pelayanan tol laut menjadi lebih baik dan efektif dari mulai tahun 2015 hingga sekarang.
“Saat ini pemerintah sedang melakukan proses penyelesaian Nasional Logistics Ecosystem (NLE) untuk mengintegrasikan seluruh sistem, agar tol laut dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Sekarang, ada pelabuhan yang sudah kita resmikan yaitu Batam, nanti ada delapan pelabuhan lagi harus selesai, jadi semua terintegrasi. Itu akan membawa efisiensi dan efektivitas dalam bekerja,” ucap Menko Luhut.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan akan terus mendorong Pemerintah Daerah khususnya di daerah terpencil, terluar, tertinggal dan perbatasan (3TP), untuk mengoptimalkan produk-produk unggulan di daerahnya dalam rangka mengoptimalkan muatan balik tol laut.
“Jumlah muatan kapal program tol laut saat ini terus mengalami kenaikan. Tetapi dengan tambahan 30 trayek ini maka muatannya perlu dioptimalkan di masing-masing trayek, agar subsidi yang diberikan dapat lebih bermanfaat. Saya mendorong rekan-rekan di Pemda untuk dapat bekerja sama dengan para stakeholder dalam meningkatkan muatan balik. Sehingga kapal yang kembali ke pelabuhan pangkal, Surabaya atau Jakarta tidak dalam keadaan kosong,” kata Menhub.
Menhub mengatakan, pihaknya akan memberikan sejumlah stimulus kepada daerah yang berkomitmen mendukung optimalisasi muatan balik kapal tol laut.
“Kami akan memberikan stimulus, misalnya: memberikan potongan 50 persen dari muatan berangkat. Karena optimalisasi muatan balik ini bukan hanya saja menjadi penyeimbang sistem pembiayaan logistik, namun juga penting untuk mendongkrak pertumbuhan perekonomian khususnya di daerah terpencil, terluar, tertinggal dan perbatasan (3TP),” ungkap Menhub.
Menhub mengungkapkan, beberapa daerah, salah satunya yaitu Morotai, yang telah melakukan optimalisasi muatan balik kapal tol laut, sudah merasakan manfaatnya.
Menhub meminta Bupati Morotai untuk berbagi pengalaman terkait upaya apa saja yang telah dilakukan untuk pemanfaatan tol laut, sehingga kepala daerah lain dapat mencontoh langkah langkah pemanfaatan kapal tol laut.
Lebih lanjut Menhub mengatakan, Kemenhub secara aktif terus berupaya mendorong pemerintah daerah untuk mengoptimalisasi muatan balik kapal tol laut. Hasilnya, telah ditemukan beberapa daerah memiliki banyak komoditi unggulan untuk pasokan logistik dan bahkan surplus hasil produksi pangan. Untuk itu, Kemenhub telah menambah rute baru tol laut di Provinsi Papua dan Papua Barat.
“Dari Merauke bisa mengangkut 20 kontainer berisi beras, dan 1 kontainer berisi kecap. Muatan ini akan didistribusikan ke seluruh Provinsi Papua dan Papua Barat. Kemudian, muatan baliknya dapat mengangkut 11 kontainer yang dikirim kembali ke Merauke. Ini menunjukkan capaian program tol laut semakin baik,” ucap Menhub.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga Kementerian Dalam NegeriSugeng Hariyono menyatakan pihaknya telah menginstruksikan masing-masing Pemerintah Daerah untuk melakukan pemetaan terhadap potensi komoditas produk unggulan daerah masing-masing dalam upaya mendukung tol laut.
Ia juga menambahkan, sudah ada beberapa pemerintah daerah yang melakukan kerjasama antar daerah dalam upaya mendukung logistik melalui tol laut.
“Beberapa daerah telah melakukan kerjasama untuk mendukung logistik melalui tol laut dan menyediakan kebutuhan pangan logistik yang tidak dimiliki oleh daerahnya. Contohnya Kabupaten Blitar Jawa Timur dengan Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat serta Kabupaten Kerom Provinsi Papua,” tuturnya.
Sejak program tol laut diluncurkan pada tahun 2015, Kemenhub telah melakukan sejumlah upaya dan terobosan dalam rangka semakin mengoptimalkan program yang menjadi salah satu program strategis nasional di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Selain menambah rute/trayek dan kapal, salah satu terobosan yang dilakukan adalah mengintegrasikan program tol laut dengan program jembatan udara sehingga tercipta konektivitas multimoda yang baik. Dengan begitu, muatan yang diangkut dengan kapal tol laut disambungkan dengan sisi darat menuju bandara, dan selanjutnya diterbangkan ke daerah pegunungan seperti di daerah Oksibil, Papua.
Dengan adanya konektivitas yang baik tersebut, diharapkan harga barang di wilayah oksibil tidak terpaut jauh harganya dengan barang yang ada di wilayah lain di Indonesia.