JAKARTA, AKSIKATA.COM – Dosen Nanyang Technological University (NTU) Singapura Prof Sulfikar Amir mengkritisi pemberian gelar profesor kehormatan kepada Megawati oleh Universitas Pertahanan (Unhan).
Salah satu yang membuat Sulfikar tak setuju pemberian gelar profesor tersebut adalah karena Megawati menulis karya ilmia tentang dirinya sendiri. Menurut Sulfikar, hal tersebut sudah seperti Megawati menilai dirinya sendiri.
“tanpa perlu nulis disertasi
tanpa repot2 nulis publikasi
ya namanya juga obsesi
pengen jadi “akademisi”,” tulis Sulfikar di akun twitternya, @sociotalker.
Megawati sendiri menulis orasi ilmiah berjudul ‘Kepemimpinan Presiden Megawati Pada Era Krisis Multidimensi, 2001-2004’. Orasi ilmiah ini kemudian juga dikritik Sulfikar.
“cara puji diri sendiri dengan cara “ilmiah”,” tulisnya.
Sebelumnya, Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri akan diberikan gelar profesor kehormatan oleh Universitas Pertahanan (Unhan).
Rencananya, pengukuhan gelar profesor kehormatan kepada Megawati akan dilaksanakan oada Jumat, 11 Juni 2021 mendatang.
“Pada hari Jumat akan dilakukan sidang senat terbuka Unhan RI dalam rangka pengukuhan gelar Profesor Kehormatan Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik pada Fakultas Strategi Pertahanan Unhan RI kepada Ibu Megawati Soekarnoputri,” kata Rektor Unhan RI, Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian.
Pemberian gelar ini sendiri, kata Amarulla, disebabkan karena kepemimpinan Megawati selama menjadi presiden RI, dan menghadapi krisis yang multidimensi.
Megawati dinilai berhasil menyelesaikan sejumlah konflik di tanah air, seperti penyelesaian konflik Poso, pemulihan pariwisata setelah bom Bali, dan penanganan permasalahan TKI di Malaysia.
“Unhan RI mencatat keberhasilan Megawati saat di pemerintahan dalam menuntaskan konflik sosial seperti penyelesaian konflik Ambon, penyelesaian konflik Poso, pemulihan pariwisata pascabom Bali, dan penanganan permasalahan TKI di Malaysia,” tambah Amarulla.(BP)