JAKARTA,AKSIKATA.COM – Digitalisasi kian menjadi prioritas dunia, begitu pula yang terjadi di tingkat nasional terlebih saat pandemi sekarang ini. Industri telekomunikasi di tahun 2021 diperkirakan tumbuh sebesar 5,1% dampak adanya peningkatan kebutuhan akses data, akibat pandemi Covid -19.
Pemerintah berkomitmen menyediakan jaringan internet di seluruh tanah air. Namun luasnya wilayah dan geografis negara kepulauan, menyebabkan jangkauan internet belum merata.
Masyarakat daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T) belum bisa menikmati internet.
Masih ada 70 juta penduduk Indonesia yang kesulitan mendapat akses internet, dan yang terbanyak masyarakat di luar Pulau Jawa.
Badan Layanan Umum (BLU) BAKTI Kementerian Komunikasi dan Komunikasi (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi – Kominfo) diberi amanat oleh pemerintah untuk menyediakan fasilitas jaringan internet melalui percepatan transformasi digital.
BAKTI Kominfo mendeklarasikan tahun 2021-2022 sebagai tahun pembangunan fisik untuk melayani masyarakat di 7.904 desa/kelurahan yang saat ini belum terjangkau internet agar dapat menikmati sinyal 4G. Pembangunan infrastruktur jaringan 4G ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat salah satunya mendorong ekonomi digital hingga ke daerah pelosok Indonesia.
Direktur Sumberdaya dan Administrasi BAKTI Kominfo, Fadhilah Mathar, mengajak kita semua untuk memanfaatkan teknologi selular untuk meningkatkan peradaban dan desa. “Fokus utama BAKTI Kominfo adalah menyediakan infrastruktur jaringan di daerah-daerah yang masuk dalam kategori tertinggal, terluar, terdepan, dan terpencil yang selama ini tidak tersentuh oleh operator selular,”ungkap Fadhilah Mathar dalam Webinar Konektivitas Telekomunikasi dalam Membangun Roadmap Indonesia Digital, Selasa (27/4).
Pemerintah, ungkap Fadhilah Mathar, berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk swasta, untuk mencapai target yang akan dicapai, salah satunya oleh Lintasarta, perusahaan penyedia jaringan dan solusi telekomunikasi.
Lintasarta bersama konsorsiumnya mendapat kesempatan untuk membangun 1.795 BTS (base transceiver station) di kawasan Papua Barat dari total 7.000-an BTS yang menjadi target BAKTI Kominfo di seluruh Indonesia.
Menyikapi kendala lapangan, BAKTI Kominfo selalu mengadakan pendekatan dengan Pemda setempat dan aparat keamanan, agar proyek berjalan dengan mulus. BAKTI Kominfo merasa mendapat kemudahan karena aspek penyediaan lahan umumnya disediakan oleh pemerintah daerah. Dengan begitu BAKTI Kominfo bisa berkonsentrasi pada aspek pembangunan fisiknya.
Untuk membangun 1.795 BTS tersebut, Pemerintah di tahun 2021 – 2022 menganggarkan dana sebesar Rp 28,3 triliun.
Sementara itu, Direktur Marketing and Solution Lintasarta, Ginanjar mengungkapkan,
banyak tantangan yang dihadapi oleh para penyedia jaringan. Selain kendala geografis, tingkat keamanan di lokasi, transportasi, dan minimnya pasokan listrik turut menjadi kendala.
“Cara untuk menjangkau lokasi sangat menantang, hal ini menyebabkan biaya menjadi jauh lebih mahal dibandingkan membangun BTS di daerah non 3T,” ungkapnya.