JAKARTA, AKSIKATA.COM – TNI resmi menyatakan status dari kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali tenggelam setelah dilakukan pencarian lebih dari 72 jam.
Menanggapi hal tersebut, Founder Mini Gold sekaligus Dirut PT Sinergi Digital Global Mulia, Edi Hermanto menyampaikan belasungkawanya terhadap 53 kru di dalam kapal tersebut yang kemungkinan besar meninggal dunia.
“Selamat beristirahat para pahlawan hebat, mungkin gugur di laut adalah suatu kebanggaan dan impian buat kalian,” ucapnya seperti dari akun Twitter @EdiMahaMG pada Sabtu, (24/4).
Edi Hermanto juga berdoa semoga ke-53 kru tersebut tercatat mati syahid.
“Semoga tercatat sebagai syahid,” ungkapnya.
Perlu diketahui, Panglima TNI Hadi Tjahjanto menyatakan hal tersebut berdasarkan bukti autentik yang ditemukan di lapangan.
Dalam pencarian itu, TNI AL menemukan sejumlah barang, yakni pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, dan di botol oranye pelumas periskop kapal selam.
Selain itu, ditemukan juga alat yang dipakai ABK Nanggala untuk shalat dan spon untuk menahan panas pada pressroom.
“Unsur-unsur TNI AL telah menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti otentik menuju fase tenggelamnya KRI Nanggala,” kata Hadi.
Hadi juga mengatakan bahwa pagi dini hari adalah batas akhir live support ketersedian oksigen di KRI Nanggala.
Kemudian dengan bukti-bukti tersebut, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menyatakan bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 resmi tenggelam.
“Dengan adanya bukti otentik Nanggala, maka pada saat ini kita isyaratkan dari submiss menjadi subsunk (tenggelam),” kata Yudo Margono.
Lebih lanjut, Yudo Margono menegaskan bahwa tenggelamnya KRI Nanggala-402 bukan karena ledakan.
Hal itu disampaikan Yudo untuk menjawab pertanyaan terkait temuan serpihan dan sejumlah barang milik KRI Nanggala-402.
“Bukan ledakan, kalau ledakan ambyar semua,” ujar Yudo saat konferensi pers, Sabtu, (24/4).
Yudo mengatakan, jika terjadi ledakan, sonar dipastikan bisa mendeteksi.
“Karena retakan jadi secara bertahap di bagian tertentu, dia turun ada fase-fase dari kedalaman 300 m, 400 m, 500 m ada keretakan. Kalau ledakan ini terdengar di sonar,” ungkapnya.*