Pulang dari Jepang, Mahasiswa Cerdas Kepergok Mau Tusuk Ustad

DEPOK, AKSIKATA.COM – Warga Tapos, Cimanggis, Depok, Jawa Barat dibuat geger, pasalnya seorang ustad di Masjid Jami Al Mujahidin, ditusuk seorang pemuda, Kamis (28/1).

Sebelumnya kejadian tersebut terekam di CCTV, dimana ustad bernama, H Amil Muhamad Prinadi (70), yang sedang berzikir seorang diri didatangi seorang pemuda yang tiba-tiba menusuknya.

Tak lama setelah kejadian tersebut, lokasi masjid pun ramai didatangi warga,  dan setelah dilaporkan ke polisi dan melihat dari CCTV, pemuda penusuk ustad pun dibekuk.

Tak disangka, pemuda penusuk adalah orang yang dikenal pintar dan lulusan universitas di salah satu negara Jepang.

Dari pengakuan ayah penusuk ustad, Nurdin, (54), anaknya bernama Ismail Ardiansyah, (30), merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.

“Melihat dari rekaman vidio CCTV yang ada di dalam masjid dan dari ciri-cirinya menggunakan kaos biru dan sweater serta celana jean, adalah benar merupakan anak saya,” ujar Nurdin.

Saat Nurdin memberi keterangan, sudah ada petugas Reskrim dipimpin Wakapolsek Cimanggis AKP Imam Suyono, Kamis (28/1), mendatangi lokasi kejadian.

Menurutnya, putra ketiganya tersebut baru saja menyelesaikan beasiswa pendidikan di salah satu universitas di Jepang dengan jurusan multimedia. Namun, kini Ismail tengah mengalami kelainan gangguan jiwa.

“Ismail kuliah di Jepang mendapatkan beasiswa dari SMK 1 Depok perwakilan dari Jawa Barat bersama 22 orang lainnya yang beruntung kuliah di Jepang,” ungkapnya.

Sayangnya, anaknya mulai mengalami kelainan setelah pulang dari studinya di Jepang. Ismail kerap melantur dan sering mengeluarkan ilmu seperti sedang mengatur angin.

“Omongannya jadi  ngelantur dan bisa mengeluarkan ilmu, bisa menguasai angin dan air seperti di film-film kartun Jepang,” ucapnya prihatin.

Saat kuliah di Jepang, kondisi Ismail  sehat dan mampu mengikuti pendidikannya di Jepang selama tiga tahun, tetapi setelah berjalan tahun ke-4 dan akan pulang ke Indonesia, barulah sikap anaknya berubah.

Disebut Nurdin, omongan anaknya mulai ngelantur, serta melakukan hal-hal yang tidak sesuai aturan.

“Pelaku pulang karena dideportasi dari KBRI di Jepang lantaran ada kasus memegang wanita, dan sempat dimasukan sel selama 20 hari,” tutur Nurdin.

Kendati demikian, Nurdin tidak memungkiri bahwa pisau dan pakaian yang dikenakan pelaku sama dengan yang biasa sehari-hari digunakan anak ketiganya itu.

“Pelaku tahu-tahu keluar rumah tanpa pengawasan kita. Tidak tahu keluar rumah, tahu-tahu ada kejadian seperti ini. Semua keluarga syok termasuk para saudara-saudaranya,” katanya.

“Padahal semasa sekolah baik SD, sampai SMK anak ini selalu juara 1 dan unggul di sekolah karena prestasi yang luar biasa. Takut anak saya ini terdoktrin ajaran ilmu yang tidak benar sewaktu pendidikan di Jepang, menjadi ikut tidak benar dan seperti sekarang ini,” sesalnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.