Gamelan, Aset Diplomasi Indonesia

SOLO, AKSIKATA.COM – Pamong Budaya Ahli Madya Direktorat Pemberdayaan Nilai Budaya dan Fasilitasi Kekayaan Intelektual Kementerian Kebudayaan RIKRT. Sumari Adi Wibagsa S.Sn., MM, menyebutkan bahwa Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menetapkan gamelan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) pada sidang UNESCO di Paris, Perancis, 15 Desember 2021.

“Penetapan ini menunjukkan bahwa dunia mengakui gamelan bukan hanya sebagai alat musik, tetapi menjadi bagian integral dari budaya masyarakat Indonesia yang mengandung nilai filosofis. Mengajarkan nilai-nilai saling menghormati dan peduli melalui permainannya yang terorkestra,” tutur Sumari Adi Wibagsa, di Pendapa Ageng GPH Djoyokusomo Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Senin malam (15/12/2025).

Menurutnya, spirit ini antara lain yang mendorong para pakar, sejumlah seniman ekosistem gamelan, dan pemerhati seni musik gamelan membentuk Sekretariat

Gamelan, kata Sumari, adalah aset lunak diplomasi Indonesia yang sangat kuat. Untuk itu, SGI harus mampu mengaktualisasikan nilai-nilai gamelan untuk merespons isu global dan memperkuat citra Indonesia di mata dunia.

“Bangunlah organisasi yang transparan, akuntabel, dan modern. Jadikan SGI sebagai mitra strategis pemerintah yang responsif terhadap kebutuhan komunitas,” pintanya saat melakukan pelantikan Pengurus SGI (Sekretariat Gamelan Indonesia) Periode Tahun 2025-2030.

Saat itu, sejumlah seniman dilantik menjadi Pengurus SGI. Mereka terdiri dari para pakar dan praktisi, antara lain Ki Mulyono Purwo Wijoyo yang terpilih sebagai Ketua Umum.

Dalam sambutannya Ki Mulyono Purwo Wijoyo mengatakan, gamelan dengan berbagai rangkaian instrumennya telah menjadi simbol kekayaan budaya Indonesia luar biasa.

Di tengah perubahan zaman yang sedemikian masif, menurutnya pelestarian dan inovasi gamelan menjadi isu penting untuk memastikan bahwa warisan budaya ini tetap relevan dan berkelanjutan.

“Inovasi adalah kunci untuk memastikan bahwa gamelan tetap relevan di era modern. Melalui inovasi berbasis nilai kultural kita ingin gamelan tidak hanya dianggap sebagai benda museum, melainkan seni yang relevan bagi generasi Z dan generasi Alpha,” ujar Ki Mulyono.

SGI berkomitmen untuk memperkuat peran gamelan dalam diplomasi budaya, membangun kemitraan strategis dengan komunitas internasional.

“Dengan langkah-langkah tersebut gamelan tidak hanya bertahan, tetapi berkembang sebagai ekspresi seni yang hidup dan relevan di era modern, yang mencerminkan identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia,” ungkapnya.

Hadir di acara perhelatan budaya ini Walikota Surakarta Respati Achmad Ardianto. Dalam sambutannya menyampaikan mengatakan, transformasi digital saat ini cukup menantang. Pihaknya mengajak untuk mengembalikan gamelan sebagai alat tradisional luhur di “uri-uri” dan wajib ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Tentunya tidak hanya pada aktivasi penampilan, tapi rutinitas gamelan yang seharusnya bisa kita terapkan setiap hari,” kata Respati Achmad Ardianto.

Dengan adanya Sekretariat Gamelan Indonesia (SGI), Respati mengharapkan, agar dapat terjadi komunikasi yang solid antara pemerintah, dan pelaku seni, khususnya penabuh gamelan yang ada di kota Surakarta ini, dan Indonesia pada umumnya.