Rumah di Jakarta Utara Hangus Terbakar Akibat Bocah 9 Tahun Lupa Matikan Kompor

JAKARTA, AKSIKATA.COM — Sebuah rumah di kawasan padat penduduk Jakarta Utara di Jalan Bendungan Melayu, Koja, Jakarta Utara hangus terbakar pada Sabtu (22/11/2025). Kebakaran tersebut diduga dipicu oleh kelalaian seorang bocah berusia sembilan tahun yang lupa mematikan kompor setelah memasak mie instan. Peristiwa ini sontak menghebohkan warga sekitar dan menimbulkan kepanikan di lingkungan.

Menurut keterangan sejumlah saksi, anak tersebut awalnya menyalakan kompor gas untuk memasak mie ketika orang tuanya tidak berada di dapur. Setelah selesai, ia meninggalkan kompor dalam keadaan menyala. Api kemudian merambat ke peralatan dapur dan dengan cepat membesar hingga melahap seluruh bagian rumah.

Setelah melihat api yang sudah membesar di bagian dapur dan kamar, bocah tersebut membangunkan kakaknya untuk memadamkan api. Namun, usahanya tak berhasil lantaran api terus membesar hingga dibantu warga sekitar untuk melapor ke pemadam kebakaran.

Warga yang melihat kepulan asap berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya, namun kobaran api semakin meluas dan sulit dikendalikan. Menghanguskan rumah tinggal lima petak luas 10×5 m2.

Petugas pemadam kebakaran dari Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Utara segera dikerahkan ke lokasi dengan beberapa unit mobil pemadam. Diterjunkan 11 unit mobil pemadam dan 60 personel untuk memadamkan api. Setelah hampir satu jam upaya penyemprotan, api akhirnya berhasil dipadamkan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kerugian material ditaksir mencapai sebesar Rp400 juta.

Polisi kini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan kronologi kejadian dan menyingkirkan kemungkinan faktor lain yang memperparah kebakaran.

Ketua RT setempat mengimbau warga agar lebih berhati-hati dalam penggunaan kompor gas, terutama jika ada anak-anak di rumah. Ia juga menekankan pentingnya pengawasan orang tua serta ketersediaan alat pemadam api ringan (APAR) sebagai langkah antisipasi.

Apakah Anda ingin saya buatkan versi **lebih panjang dengan kutipan langsung dari warga atau petugas** agar terasa lebih hidup seperti liputan lapangan?