JAKARTA, AKSIKATA.COM – Tanah longsor melanda Banjarnegara pada Minggu (16/11/2025) sore di Dukuh Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum. Peristiwa ini menimbun sedikitnya 20 rumah, menewaskan satu orang, serta memaksa ratusan warga mengungsi.
Peristiwa longsor diawali hujan deras yang mengguyur wilayah Pandanarum sejak siang hari memicu runtuhan tebing sekitar pukul 15.45 WIB. Material longsor berupa tanah dan bebatuan menimpa permukiman warga, menyebabkan kepanikan massal. Satu orang bernama Klewih (50) ditemukan meninggal dunia, jasadnya terbawa material sejauh hampir satu kilometer dari titik longsor. Selain itu, tiga warga mengalami luka-luka, termasuk patah tulang, dan telah dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
Camat Pandanarum, Agung Dwiatmoko, menjelaskan bahwa kondisi di lokasi masih labil. “Empat RT dengan sekitar 120 keluarga terpaksa mengosongkan rumah mereka karena tanah masih bergerak. Kami bersama tim gabungan terus melakukan evakuasi dan pencarian, termasuk terhadap dua warga yang diduga masih terjebak,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara, melalui laporan resmi, menyebutkan bahwa total 660 jiwa harus mengungsi ke balai desa dan rumah kerabat. “Kami sudah menyiapkan posko darurat, dapur umum, serta layanan kesehatan. Tantangan terbesar adalah akses jalan yang tertutup material longsor sehingga 45 warga masih terisolasi,” ungkapnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) turut menurunkan tim untuk melakukan asesmen dan menyiapkan langkah modifikasi cuaca. “Kami berupaya mengurangi intensitas hujan agar proses pencarian korban bisa lebih cepat dan aman,” kata pejabat BNPB dalam keterangan tertulis.
Hingga Senin pagi (17/11/2025), situasi di lokasi masih darurat. Alat berat dikerahkan untuk membuka akses jalan dan membersihkan material longsor. Namun, pemerintah daerah mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan longsor susulan, mengingat curah hujan di wilayah Banjarnegara masih tinggi.
Peristiwa ini terjadi hanya sehari setelah longsor di Cilacap yang menewaskan tiga orang, menandakan tingginya risiko bencana hidrometeorologi di Jawa Tengah pada musim penghujan. Pemerintah daerah meminta warga di kawasan rawan tebing segera mengungsi bila hujan deras turun lebih dari dua jam berturut-turut.
Sources:


