Cinta Penari Sintren: Ageng Kiwi Hidupkan Kembali Warisan Budaya Lewat Layar Lebar

CILACAP, AKSIKATA.COM — Di tengah arus modernisasi yang kian deras, seniman multitalenta Ageng Kiwi kembali menunjukkan dedikasinya terhadap pelestarian budaya lokal melalui karya terbarunya: Cinta Penari Sintren. Film pendek ini mengangkat kisah cinta dan perjuangan seorang penari sintren, simbol keindahan sekaligus tantangan dalam menjaga tradisi pesisir utara Jawa.

Mengambil lokasi syuting di Kawungaten, Cilacap, Cinta Penari Sintren menyuguhkan latar yang autentik dan penuh nuansa lokal. Film ini tidak hanya menyoroti keindahan tari sintren sebagai warisan budaya, tetapi juga menggambarkan dinamika sosial yang dihadapi perempuan penari dalam mempertahankan identitas dan nilai-nilai leluhur di tengah tekanan zaman.

Ageng Kiwi, yang dikenal sebagai artis serba bisa asal Cilacap, menyatakan bahwa proyek ini merupakan bentuk cinta terhadap tanah kelahiran dan upaya nyata membuka ruang pemberdayaan bagi talenta lokal. “Saya ingin sintren tidak hanya dikenal sebagai tarian mistis, tetapi juga sebagai simbol kekuatan perempuan dan kebudayaan yang hidup,” ujarnya dalam sesi wawancara.

Film ini juga menjadi bagian dari misi besar Ageng Kiwi untuk membawa seni tradisional ke panggung dunia. Ia berharap Cinta Penari Sintren dapat menjadi jembatan antara generasi muda dan warisan budaya yang mulai terlupakan. “Lewat film, kita bisa menyentuh hati dan menyampaikan pesan tanpa harus menggurui,” tambahnya.

Film “Cinta Penari Sintren” dibintangi Ageng Kiwi, Valdi Mulya, Yuliana Kristiani, Kolonel Seno Hadi, Mamock Cekakak, Darsono, Alfyan, dan puluhan pemain lokal lainnya.

“Sebagian besar aktor dan aktris film ini diperankan para pemain Sintren asli Cilacap, di bawah naungan mbah Limin. Didukung juga para tokoh masyarakat, para budayawan dari Cilacap dan Purwokerto, seperti Mamock Cekakak, juga pak Darsono seorang tokoh yang loyal terhadap seni tradisi,” terang Ageng Kiwi.

Film ini diproduksi AK Pro dan Igma Studio, dengan dukungan dari Ngalembana, Humaniora Rumah Film, Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, dan Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Dengan dukungan komunitas seni lokal dan para pegiat budaya, Cinta Penari Sintren diharapkan mampu menembus festival film nasional dan internasional, sekaligus menjadi inspirasi bagi sineas lain untuk mengangkat cerita-cerita dari akar budaya Indonesia.