JAKARTA, AKSIKATA.COM — Polisi mengungkap identitas terduga pelaku ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta yang terjadi saat Salat Jumat, 7 November 2025. Pelaku diduga berinisial FN, seorang siswa kelas XII yang dikenal tertutup dan kerap menjadi korban perundungan di lingkungan sekolah. Ledakan tersebut menyebabkan 54 orang luka-luka dan memicu kepanikan massal di kompleks sekolah yang berada di kawasan Kodamar, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, menyatakan bahwa pihaknya masih mendalami motif dan latar belakang pelaku. “Kami menemukan sejumlah barang bukti di lokasi, termasuk benda menyerupai bom rakitan, airsoft gun, dan ikat pinggang yang diduga berisi bahan peledak. Di dekat tubuh pelaku juga ditemukan tulisan-tulisan yang mengarah pada tokoh-tokoh pelaku kekerasan di luar negeri,” ujarnya dalam konferensi pers.
FN ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di dekat lokasi ledakan, mengenakan kaus putih dan celana panjang. Ia segera dievakuasi ke rumah sakit dalam pengawalan ketat aparat keamanan. Polisi menyebutkan bahwa pelaku kemungkinan besar bertindak sendiri, namun tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain.
Salah satu siswa kelas XI, berinisial ZA, mengungkapkan bahwa FN dikenal sebagai sosok yang pendiam dan sering menyendiri. “Dia sering dibully, kadang bajunya disembunyikan atau diejek karena cara bicaranya. Tapi kami nggak nyangka bisa sampai seperti ini,” kata ZA kepada wartawan.
Sementara itu, Sela, saksi lain yang berada di selasar masjid saat kejadian, mengatakan ledakan terjadi sesaat setelah khutbah Jumat selesai. “Saya dengar suara keras, lalu semua orang panik. Saya bantu teman yang kena serpihan di kaki. Baru tahu kemudian katanya pelakunya anak sekolah sini juga,” ujarnya.
Pihak sekolah belum memberikan pernyataan resmi, namun Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan dan kesehatan mental siswa di seluruh sekolah negeri. “Kami prihatin dan akan memperkuat program konseling serta pengawasan terhadap kasus perundungan,” ujar perwakilan dinas.
Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium forensik untuk memastikan jenis bahan peledak yang digunakan. Tim Gegana dan Brimob juga terus menyisir area sekolah untuk memastikan tidak ada ancaman lanjutan.




